Kabar baik untuk Microsoft, upaya mereka mendorong konsumen buat beralih ke sistem operasi terbaru sejauh ini berjalan lancar. Dan salah satu titik krusial dalam pengembangannya juga telah dilalui dengan update besar yang dirilis di tanggal 12 November silam. Namun sayangnya, pembaruan tersebut menyimpan dampak negatif, mayoritas dirasakan para gamer.
Di berbagai forum dan message board, lusinan pengguna melaporkan bahwa update Windows 10 melakukan perubahan pada sistem PC dengan menghapus aplikasi tanpa sepengetahuan mereka. Program-program yang terkena pengaruhnya meliputi software monitoring hardware CPU-Z, CPUID dan Speccy, serta AMD Catalyst Control Center. Dari penuturan mereka, hal tersebut berdampak pada crash, atau bahkan menimbulkan blue screen.
Seorang user Reddit menceritakan pengalamannya. Setelah pembaruan beres, ia mendapatkan notifikasi yang menyatakan bahwa CPUID sudah dihapus karena platform tidak lagi mendukungnya. Anehnya, software itu bisa berjalan lancar setelah diinstal ulang. Sang user memutuskan untuk masuk ke bagian ‘more info‘. Di sana terdapat informasi bahwa app tersebut tidak kompatibel dengan Insider Preview Build. Padahal ia tidak pernah berpartisipasi.
Masih dari Reddit, pengguna bernama ShotgunPanda dihadang kendala hampir sama, tapi kali ini terjadi pada Catalyst Control Centrel. Driver GPU/APU sekaligus software utility itu raib, dan Windows malah memasang driver Windows 10. Masalah tidak berhenti sampai di sana, karena update juga meng-uninstall sejumlah permainan-permainan Steam. Skenarionya memang berbeda-beda, tapi inti keluhan pengguna tetap sama:
“Microsoft seharusnya minta izin, dan bukan minta maaf. Saya tidak akan keberatan jika Windows 10 memberi tahu lebih dulu, misalnya dengan mengatakan, ‘Hei, aplikasi ini bisa menimbulkan masalah dan kami rekomendasikan Anda buat menghapusnya. Apakah Anda mau kami yang melakukannya?’ Kemudian tidak lagi mengulang pertanyaan jika Anda menjawab ‘tidak’. Mereka [Microsoft] semestinya tidak serta-merta meng-uninstall tanpa peringatan,” kata user Bright-Spark.
Sebelumnya, Microsoft sempat memberi penyataan pada Venture Beat, “Berdasarkan Microsoft Services Agreement, Microsoft berhak mengubah atau menghentikan app atau konten yang kami anggap membahayakan Anda. Contohnya adalah software bajakan atau yang mengekspos konsumen pada resiko malware, penipuan, bocornya informasi pribadi, kinerja buruk, serta malfungsi fitur.”
Dan seandainya Windows 10 sudah terpasang di komputer, maka mau tak mau, Anda telah memberikan izin bagi Microsoft untuk mengimplementasikan perubahan…
Sumber: Venture Beat.