Pandemi yang melanda negeri ini di awal tahun 2020 lalu telah menciptakan berbagai keterbatasan di masyarakat. Salah satunya adalah pembatasan sosial yang mengharuskan kita untuk menjaga jarak dan interaksi satu sama lain. Hal ini berlaku di semua fasilitas umum termasuk fasilitas kesehatan.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran pasar, penyedia layanan teknologi kesehatan semakin fokus pada inovasi produk. Sektor healthtech membantu mengatasi tantangan dalam sistem perawatan kesehatan Indonesia. Solusi kesehatan digital, seperti apotek elektronik dan konsultasi online meningkatkan akses ke layanan kesehatan berkualitas di Indonesia. Salah satunya adalah KlinikGo, sebuah perusahaan teknologi yang menawarkan nilai tambah bagi pelayanan kesehatan di Indonesia
Dibentuk pada tahun 2019, KlinikGo merupakan pengembangan inisiatif dari layanan Perawatku yang fokus pada pengadaan tenaga kesehatan. Founder KlinikGo, Ogy Winenriandhika melihat bahwa ada kebutuhan dari stakeholder dalam hal ini fasilitas kesehatan untuk bisa memberikan pelayanan maksimal ke end customer. Perusahaan di sini berperan sebagai agregator rantai klinik berteknologi yang menyatukan semua kebutuhan perawatan kesehatan untuk pasien ke dalam satu platform.
“Kami memulai Klinikgo dengan fokus untuk dapat mengonsolidasikan sisi permintaan dan menurunkan biaya produk. Kami adalah rantai klinik dengan pertumbuhan tercepat yang bertujuan untuk mengurangi biaya perolehan produk dengan mengerjakan seluruh proses pembelian menggunakan teknologi,” jelas Ogy.
Digitalisasi Klinik di Indonesia
Dalam menjalankan bisnisnya, KlinikGo memiliki tiga pilar utama, yaitu digitalisasi klinik, procurement, dan pembiayaan. Terkait digitalisasi klinik, perusahaan menawarkan jasa untuk membantu klinik terdaftar meningkatkan traksi. Selain itu juga menyediakan sistem POS (Point of Sales) untuk mengelola penjualan mereka. Semua sudah terintegrasi dengan layanan yang sebelumnya telah tersedia di KlinikGo.
Selain itu, perusahaan juga menawarkan layanan procurement, timnya akan membantu bukan hanya dari sisi pengadaan alat kesehatan atau produk kesehatan, namun juga supply tenaga kerja kesehatan. Dalam hal ini memanfaatkan kerja sama strategis dengan Perawatku. Selanjutnya, dari sisi pembiayaan, KlinikGo juga menawarkan program paylater bekerja sama dengan perusahaan fintech Klikcair dan Danai.
Disinggung mengenai tantangan dalam menjalankan bisnis di sektor ini, Ogy mengungkapkan bahwa digitalisasi faskes memiliki pendekatan yang berbeda dengan perusahaan fintech atau yang lainnya. Ada banyak regulasi yang mengiringi tumbuh kembang sektor ini. Namun, keberadaan pandemi cukup melonggarkan beberapa regulasi terkait layanan kesehatan digital. KlinikGo sendiri sudah menjalin kerja sama dengan Kemenkes dan Asosiasi Telemedis Indonesia terkait hal ini.
Selain KlinikGo, ada beberapa pemain yang juga menawarkan solusi serupa. Sebut saja Klinik Pintar dari Medigo yang menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dalam hal digitalisasi rumah sakit, ada juga startup healthtech Zi.Care yang belum lama ini mendapatkan pendanaan tahap awal.
Pendanaan dan rencana ke depan
Menurut laporan dari KenResearch berjudul Future Growth of Indonesia Health Tech Market yang dirilis di akhir tahun 2020, Dalam 4-5 tahun terakhir, berbagai perusahaan kesehatan digital dan solusi kesehatan digital telah muncul di Indonesia. Populasi Indonesia yang besar dan tersebar secara geografis memberikan basis pengguna yang kuat untuk aplikasi kesehatan digital yang sedang berkembang.
Ogy mengakui, dari awal pandemi, timnya sudah bisa membaca peluang yang ada dan merasa harus mengambil kesempatan untuk penetrasi pasar ini. Di akhir tahun 2020, perusahaan berhasil mendapat pendanaan kedua dari Risjadson Holding. Lalu, disusul oleh Gaido Group dan 5Digital Ventures pada Q1 2021. Diketahui bahwa dewan direksi dari 5Digital Ventures juga sudah lama berkecimpung di industri kesehatan Singapura.
Gaido sendiri merupakan perusahaan travel haji, mereka salah satu yang punya cabang terbanyak di Indonesia. Dukungan dari perusahaan akan melahirkan sinergi yang diharapkan bisa merespons isu terkait persyaratan medis untuk kebutuhan perjalanan haji.
Selama kurang lebih 2 tahun berjalan, KlinikGo memiliki tiga sumber pemasukan. Pertama, datang dari comission fee dari berbagai layanan yang ditawarkan dalam platform. Selanjutnya, margin yang didapat dari produk kesehatan yang berhasil dijual. Lalu dari sisi pembiayaan, kita juga mendapat komisi untuk setiap dana yang berhasil dicairkan.
Hingga saat ini, KlinikGo telah melayani lebih dari 50 ribu pasien dan 10 ribu layanan homecare. Selain itu juga telah menyalurkan lebih dari 300 pengiriman produk kesehatan serta memiliki lebih dari 100 partner klinik. Targetnya adalah untuk bisa mendigitalisasi 1000 klinik di seluruh Indonesia mulai dari Q1 2022.