Perkembangan teknologi finansial (fintech) yang masif pada akhirnya membuat korporasi yang telah mapan sebelumnya harus mampu mengadaptasi kemajuan tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh Bank Mandiri, guna mendekatkan dengan para pemain fintech, pihaknya berniat untuk menyuntikkan pendanaan kepada tiga startup fintech pada akhir tahun ini. Tak hanya itu, Bank Mandiri juga akan menggelontorkan dana segar senilai Rp 150 miliar ke anak usaha modal venturanya, yakni Mandiri Capital Investasi (MCI) pada tahun depan. Sehingga, dana kelolaan MCI bakal mencapai Rp500 miliar.
Kartika Wirjoatmodjo selaku Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan bahwa pergerakan fintech yang sangat terasa di Bank Mandiri. Hal ini terlihat dari pergeseran transaksi perbankan, sebelum tahun 2000-an kebanyakan nasabah melakukan transaksi di kantor cabang. Kemudian, pada awal tahun 2000 mulai banyak yang beralih ke ATM, dan terakhir di 2015 banyak nasabah bank yang menggunakan transaksi mobile.
“Pergeseran transaksi nasabah yang kini sudah mulai digital. Pada akhirnya membuat bank mulai fokus mengembangkan teknologi digital. Baru-baru ini kami mulai masif gerakkan banyak kerja sama dengan perusahaan teknologi seperti Grab dan Line untuk meningkatkan penggunaan transaksi uang elektronik,” ujarnya saat membuka acara Finspire, Rabu (9/11).
Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri Pahala Mansyuri menambahkan perusahaan melihat bahwa untuk bisa berkembang di digital tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Menurutnya perlu adanya kolaborasi antara bank dengan pelaku startup fintech.
Dalam peta jalan perusahaan, sampai akhir tahun ini akan menambah tiga perusahaan fintech baru dalam portofolio. Ketiga perusahaan tersebut bergerak untuk solusi alat pembayaran dan usaha kecil menengah (UKM). Adapun suntikan modal tahap awal untuk ketiga perusahaan ini masing-masing akan mendapat dana sekitar Rp 5 – 10 miliar.
“Dalam pipeline kami sampai akhir tahun ini bakal ada tiga penambahan startup fintech yang akan kami suntik lewat MCI, sekarang sudah di tahap due diligence,” ujar Pahala.
Eddi Danusaputro, Direktur MCI mengatakan MCI sebelumnya sudah menyuntikkan investasi tambahan untuk dua startup yang sejak awal sudah berada di bawahnya, yakni PT Mitra Transaksi Indonesia sebuah perusahaan patungan yang fokus ke penyediaan mesin EDC (electronic data capture) dan PT Digital Artha Media yang mengelola bisnis E-cash.
Bila ditotal, kini kedua perusahaan tersebut sudah mendapat suntikan modal sebesar 250 miliar Rupiah dari MCI.
Eddi melanjutkan, MCI memiliki preferensi tersendiri saat hendak berinvestasi di perusahaan fintech. Pihaknya mengaku konservatif, lebih menyukai perusahaan yang sudah berdiri paling tidak satu hingga dua tahun lamanya dan memiliki bisnis yang matang.
“Agak riskan kalau mau berinvestasi di startup fintech yang baru berumur bulanan. Kami memang agak berbeda dibanding venture capital lainnya.”
Hal ini juga terlihat dari pemilihan 10 finalis Finspire, secara rata-rata mereka adalah perusahaan yang sudah matang dari segi umur dan bisnisnya. Salah satu di antaranya adalah Taralite.
Eddi menjelaskan, juara 1 kompetisi Finspire akan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 125 miliar dan juara 2 Rp 75 miliar. Para pemenang juga mendapatkan golden tiket untuk mengikuti program inkubator selama 6 bulan untuk mengembangkan bisnis. Melalui program inkubator, pemenang akan mendapatkan free co-working space, potential investment dan sinergi dengan Mandiri Group.
Resmikan kerja sama dengan Bukalapak
Pada hari yang sama, Bank Mandiri juga meresmikan kerja sama dengan Bukalapak untuk kemudahan transaksi perdagangan untuk Mandiri Clickpay dan E-cash di dalam marketplace tersebut. Dalam waktu dekat, para Pelapak juga akan mendapat fasilitas pembiayaan berupa pinjaman yang dapat membantu mereka dalam mengelola cash flow bisnisnya.
“Kerja sama ini sangat baik dalam mendorong pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia karena Bukalapak merupakan salah satu marketplace terbesar. Langkah ini juga sejalan dengan keinginan kami untuk memajukan UKM melalui pengembangan bisnis lewat e-commerce,” ujar Pahala.
Achmad Zaky, Founder dan CEO Bukalapak menambahkan kerja sama ini diharapkan dapat membuat Pelapak dan pembeli semakin terbiasa dengan pemanfaatan digital, baik melalui aplikasi Bukalapak maupun pembayaran dengan Mandiri Clickpay dan E-cash.
Hingga September 2016 pengguna aktif E-cash mencapai 1,7 juta pengguna atau naik 297% dibandingkan posisi yang sama di tahun lalu. Volume transaksi Mandiri E-cash hingga September naik lebih dari 200%. Adapun jumlah merchant yang dapat menerima transaksi E-cash lebih dari 110 merchant online dan lebih dari 50 ribu toko ritel.
Dari sisi Bukalapak, penggunanya kini mencapai 9 juta pengguna dengan lebih dari 70 juta produk dan lebih dari satu juta UKM yang tergabung.