Khalayak sadar bahwa setelah perilisan console game terbaru, detik-detik penghabisan platform last-gen telah dimulai. Seperti apapun janji produsen hardware, masa hidup suatu console ditentukan sepenuhnya oleh developer. Untungnya developer asal Prancis, Ubisoft, berjanji untuk mendukung platform-platform game ‘klasik’ lebih lama.
Bersamaan dengan munculnya engine-engine game baru, banyak developer mengalihkan fokus untuk membuat game di hardware anyar. Bahkan Ubisoft sendiri mengumumkan bahwa beberpa game terbaru mereka seperti Assassin’s Creed dan The Division tidak akan hadir di console tua. Hal ini membuat mereka yang belum sanggup beralih ke platform modern merasa semakin dianaktirikan.
Info menarik: Pemutar Musik PonoPlayer Sukses Galang Dana Sebesar 5 Juta Dolar di Kickstarter
Walaupun begitu sang vice president of creative Ubisoft, Lionel Raynaud, mengungkapkan bahwa mereka akan tetap merilis game di Xbox 360 dan PlayStation 3 dalam waktu ke depan. Saat ini Ubisoft juga sedang menyiapkan permainan baru untuk platform-platform itu, termasuk satu judul Assassin’s Creed baru – bukan Unity – yang akan dirilis secara eksklusif untuk PS3 dan Xbox 360.
Beberapa industriawan beropini bahwa membuat game untuk kedua generasi hardware – baru dan lama – akan membatasi ‘kemampuan’ versi platform terbaru, namun Ubisoft memiliki pendapat yang berbeda. “Bagi kami itu adalah pilihan. Bahkan saat kami mengerjakan sebuah game untuk platform baru dan lama, kami harus memutuskan mana yang akan menjadi ujung tombaknya,” jelas Raynaud.
“Jadi jika Anda memutuskan bahwa hardware baru yang akan menjadi kiblat, maka tidak ada keterbatasan sama sekali. Anda hanya perlu menjelaskan pada konsumen bahwa versi last-gen mungkin tidak memiliki seluruh fitur yang ada di dalam game versi next-gen, namun ia tetaplah game yang baik dibandingkan permainan yang ada di platform lama,” begitu ungkapnya.
“Dalam membuat Assassin’s Creed atau Watch Dogs, kami belum pernah melakukan pilihan tersebut karena kami bisa menghadirkan seluruh fitur pada kedua generasi hardware,” lanjut Raynaud. “Dan menurut saya dengan melakukan hal itu akan memiliki dampak negatif terhadap perusahaan dan juga brand.”
Info menarik: Aplikasi Android Pilihan 23 – 29 Maret 2014
Lalu apa yang sebenarnya membedakan antara platform next- dengan last-gen? Banyak orang berpikir bahwa masalah utama adalah performa hardware dan visual yang lebih baik. Namun Raynaud memiliki penjelasan yang unik, “Tim yang membuat versi PS4 dan Xbox One game Black Flag telah memahami esensi next-gen, tapi mereka juga terus belajar.”
“[Next-gen] bukan hanya soal visual, tetapi juga soal konektivitas dan fakta bahwa console-console baru ini memerlukan sambungan internet konstan,” kata Raynaud. “Hal-hal tersebut memungkinkan kami untuk menciptakan pengalaman baru yang bisa diberikan kepada pemain. [Merangkul] next-gen bisa memakan banyak waktu, karena tiap generasi memberikan potensi baru.”
“Kami baru bisa mengukurnya setelah tim pengembangan memahami teknologi baru. Dan ia adalah proses terus menerus dalam waktu yang lama,” jelas Raynaud. Lalu apakah proses pengembangan yang dirangkul oleh Ubisoft akan mengubah franchise Assassin’s Creed menjadi game tahunan – seperti Call of Duty atau Madden NFL?
“Kami sanggup merilis game Assassin’s Creed baru tiap tahun karena konsumen menginginkannya,” jawab Raynaud. “Selama itulah yang mereka inginkan, akan sangat bodoh jika kami tidak memenuhinya, namun hal ini juga akan memberikan tekanan tersendiri bagi Ubisoft – untuk menciptakan sesuatu yang tidak mengecewakan.”
Jawaban itulah yang banyak dinanti oleh gamer (dan membuat sebagian orang mulai merasa khawatir soal integritas franchise Assassin’s Creed). Untuk saat ini sang vice president of creative menginformasikan bahwa akan ada permainan baru untuk Xbox 360 dan PlayStation 3 yang dirilis di tahun ini dan tahun selanjutnya. “Kami ingin tetap menyediakan game pada mereka yang masih menikmati console-console ini,” ungkap Raynaud.
Sumber: Edge-Online. Sumber gambar: Assassinscreed.ubi.com.