28 January 2022

by Glenn Kaonang

Ubisoft Akan Terus Kembangkan Inisiatif NFT Terlepas dari Reaksi Negatif yang Didapat

Ubisoft menegaskan bahwa platform NFT-nya, Quartz, bersifat opsional dan sepenuhnya diciptakan untuk para pemain, bukan spekulan

Desember lalu, Ubisoft meluncurkan platform NFT bernama Quartz, sekaligus menjadi perusahaan game besar pertama yang secara serius menghadirkan inisiatif NFT. Problemnya, langkah berani itu tidak disambut dengan baik oleh banyak gamer. Menggunakan extension khusus, bisa kita lihat bahwa video pengumuman Quartz di YouTube mendapat jauh lebih banyak dislike ketimbang like (43 ribu sekian banding 1,7 ribu).

Melihat reaksi negatif seperti itu, apakah Ubisoft bakal memutuskan untuk mundur dan menarik kembali inisiatif NFT-nya? Rupanya tidak. Dalam wawancara dengan Finder, Nicolas Pouard selaku VP of Strategic Innovation Lab di Ubisoft menjelaskan bahwa mereka sebenarnya sudah mengira bakal mendapat reaksi seperti itu dari kalangan gamer. Rasa kecewa pasti ada, tapi tidak sampai yang membuat mereka patah arang.

"Kami tahu ini bukan konsep yang mudah untuk dipahami. Namun Quartz sebenarnya cuma langkah pertama yang bakal mengarah ke sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang akan lebih mudah dipahami oleh pemain kami. Begitulah cara kami melihatnya dan mengapa kami bakal terus bereksperimen," terang Nicolas.

"Kami akan tetap merilis fitur dan layanan yang berkaitan dengan inisiatif pertama ini. Dan kami yakin bahwa, sepotong demi sepotong, puzzle-nya akan terungkap dan dipahami oleh pemain kami. Kami berharap mereka akan lebih memahami nilai yang kami tawarkan kepada mereka," imbuhnya.

Menurut Nicolas, alasan di balik reaksi negatif tersebut berkaitan dengan image buruk NFT yang ada di publik sekarang, yang dianggap berbahaya buat lingkungan dan tidak lebih dari sebatas instrumen spekulasi. Padahal, apa yang ingin Ubisoft berikan sebenarnya adalah kesempatan bagi para pemain untuk menjual kembali barang-barang dalam game yang diperolehnya seandainya mereka sudah tidak membutuhkannya lagi, atau malah jika mereka sudah pensiun dari game tersebut.

Nicolas juga menegaskan bahwa Ubisoft tidak akan pernah memaksa para pemainnya untuk menggunakan Quartz dan Digit (istilah yang Ubisoft gunakan untuk aset NFT di dalam game-nya). Semua ini sifatnya benar-benar opsional, yang berarti para pemain sebenarnya tidak akan rugi apa-apa apabila memilih untuk mengabaikannya.

Sekadar mengingatkan, Ubisoft sejauh ini baru meluncurkan Digit untuk game Ghost Recon: Breakpoint saja. Untuk bisa mendapatkannya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, salah satunya lama waktu bermain minimal dua jam. Ini demi mempersulit akses bagi para spekulan, sehingga pada akhirnya (harapannya) yang terlibat dalam Quartz sebagian besar adalah mereka yang benar-benar memainkan game-nya.

Strategi ini tampaknya cukup berhasil. Berdasarkan pengakuan Didier Genevois selaku Blockchain Technical Director Ubisoft, sebagian besar dari 2.500 Digit yang dihadirkan dalam dua minggu pertama diklaim oleh para pemain loyal Ghost Recon: Breakpoint. Dengan kata lain, Quartz sejauh ini tidak dipenuhi oleh para spekulan yang sebatas mencari untung.

Bicara soal rencana ke depan, Nicolas menjelaskan bahwa Ubisoft membebaskan masing-masing timnya untuk memutuskan sendiri apakah mereka ingin game-nya memiliki Digit atau tidak. Ini bisa diartikan bahwa, setidaknya untuk sekarang, tidak ada target yang mengharuskan semua game Ubisoft untuk ikut mengadopsi tren NFT.

Kemudian terkait tren game play-to-earn (P2E), Nicolas mengaku Ubisoft tertarik mendalami kategori tersebut. Namun menurutnya kurang rasional seandainya Ubisoft membangun sebuah game P2E dari koleksi IP-nya yang sudah ada sekarang. Ia berpendapat bahwa game P2E yang ideal adalah yang dibangun dari nol, sebab monetisasi dan ekonomi game-nya harus dipikirkan dengan cara yang sangat berbeda.