Baik itu Go-Jek ataupun Uber, tentunya tidak semua pengemudi bisa memberikan pelayanan yang sama baiknya. Mungkin ada sebagian yang bandel dan doyan mengebut, yang berujung pada penumpang merasa kurang nyaman selagi dalam perjalanan. Maka dari itu, layanan semacam ini pasti punya cara untuk menampung feedback dari penumpang terkait kinerja pengemudinya.
Kendati demikian, penumpang pun tidak selamanya benar. Mungkin ada sebagian yang memang kelewat parno dan memutuskan untuk memberi rating jelek buat sang pengemudi. Padahal faktanya si pengemudi tidak pernah menggenjot tunggangannya lebih dari 60 km/jam. Jadi selain menampung feedback, dibutuhkan juga cara untuk memverifikasi masukan dari para pengguna.
Dalam kasus Uber, startup terkaya sejagat tersebut punya cara yang unik untuk memverifikasi feedback pengguna. Mereka tengah menjalankan program uji coba dimana data dari sensor gyrometer milik smartphone pengemudi akan dianalisa untuk memastikan apakah ia benar-benar menyetir mobil seenak udelnya atau tidak.
Saat seorang penumpang komplain bahwa pengemudinya ugal-ugalan dan data menunjukkan hal yang sama, Uber akan segera mengambil tindakan. Sebaliknya, kalau ternyata data menunjukkan bahwa cara menyetir si pengemudi baik-baik saja, Uber akan memastikan bahwa rating keseluruhan pengemudi tersebut tidak terpengaruh oleh komplain satu pengguna yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Seiring berjalannya waktu, Uber berharap bisa memaksimalkan analisa data dari sensor smartphone ini guna meningkatkan aspek keselamatan lebih jauh lagi. Salah satu contohnya adalah menyediakan aksesori mounting buat para pengemudi ketika data menunjukkan bahwa mereka seringkali memindahkan smartphone-nya saat menyetir.
Secara keseluruhan, inovasi Uber ini tentunya akan membawa manfaat bagi pihak penumpang maupun pengemudi. Penumpang nantinya bisa merasa lebih aman karena Uber dapat memonitor para pengemudinya yang bandel, sedangkan buat para pengemudi, mereka tidak bakal dirugikan oleh review ngawur dari seorang penumpang.
Sumber: TheNextWeb dan Uber. Gambar header: Uber via Shutterstock.