“Tolong bintang limanya ya,” adalah cara berpamitan yang paling umum dari seorang pengemudi layanan transportasi online kepada penumpangnya. Mendengarkan permintaan semacam itu sepintas memang terkesan nelangsa, akan tetapi rating dari penumpang selama ini memang menjadi tolok ukur utama performa pengemudi Uber dan kawan-kawannya.
Kenapa harus lima? Karena di bawah itu berarti ada yang salah dari sang pengemudi, bahkan empat bintang pun belum bisa mengindikasikan kinerja pengemudi yang baik di mata sang perusahaan penyedia layanan. Kesannya kurang adil memang, dan itulah mengapa Uber memutuskan untuk membenahi sistem rating-nya.
Langkah yang pertama, agar semua penumpang Uber paham bahwa satu-satunya rating yang terbaca baik oleh sistem adalah bintang lima, Uber akan menyuguhkan semacam panduan mengenai skala penilaian sistem rating-nya di dalam aplikasi.
Selanjutnya, dalam waktu dekat penumpang Uber tidak akan bisa memberikan empat bintang atau kurang tanpa memberikan alasan ataupun penjelasan lainnya. Kalau alasannya kurang valid, seperti misalnya karena macet atau kesalahan lain akibat GPS, maka sistem bakal mengabaikan penilaian dari penumpang tersebut.
Di samping itu, Uber juga tidak akan memasukkan ke dalam hitungan penilaian yang diberikan oleh penumpang yang kerap memberikan empat bintang atau kurang, terutama yang tidak beralasan jelas itu tadi. Penilaian dari penumpang-penumpang semacam ini tidak akan mempengaruhi skor rata-rata pengemudi yang melayaninya.
Terakhir, Uber juga akan mulai mengingatkan penumpang untuk memberikan penilaian setiap selesai melakukan perjalanan. Semua ini merupakan bentuk komitmen Uber untuk membahagiakan mitra pengemudinya, dengan harapan mereka bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi para penumpang.
Sumber: Mashable.