Twitch telah melangkah begitu jauh dari saat ketika ia diperkenalkan sebagai spin-off Justin.tv. Banyak hal terjadi pada Twitch dalam kiprahnya selama tujuh tahun ini: kepopularitasannya mendorong sang perusahaan induk mengubah nama jadi Twitch Interactive, kemudian kita semua menjadi saksi bagaimana Amazon memutuskan buat mengakusisinya senilai US$ 970 juta.
Namun ada sebuah kabar buruk bagi para pengguna Twitch, khususnya mereka yang berdomisili di kawasan Tiongkok. Terhitung di minggu ini, platform video on demand dan streaming spesialis konten video game itu tidak lagi bisa diakses oleh user Tiongkok. Tak cuma itu: eksistensi aplikasi mobile-nya pun sudah menghilang dari Apple App Store lokal, padahal kepopuleran mereka sedang melonjak tinggi di sana.
Dari laporan The Verge, Twitch menempati urutan ketiga aplikasi gratis terpopuler di Tiongkok bulan lalu, dipicu oleh dipertandingkannya turnamen esports di Asian Games 2018. Tepat pada tanggal 27 Agustus silam, total unduhan app mobile Twitch meningkat 23 kali dibanding minggu sebelumnya. Menggunakan Twitch tampaknya merupakan satu dari sedikit cara untuk menonton pertandingan, apalagi Tiongkok memenangkan dua medali emas.
Terhitung di kuartal tiga 2017, Steam tetap menjadi platform video bertema gaming nomor satu di Amerika, menjadi favorit pengguna karena menawarkan keunggulan fitur dibanding YouTube Gaming. Lalu di bulan Mei 2018, Twitch berhasil menghimpun sekitar 2,2 juta broadcaster selama sebulan, dan diakses oleh 15 juta pengguna setiap hari. Rata-rata, ada satu juta user menikmati Twitch secara bersamaan.
Melesatnya Twitch juga didorong oleh meledaknya kepopuleran game fenomenal, salah satunya Fortnite, serta partisipasi para streamer terkenal hingga kalangan selebriti, misalnya Tyler ‘Ninja’ Blevins serta musisi rap Drake. Kedua individu ini berjasa dalam membantu Twitch mencetak rekor stream video paling banyak.
Pemblokiran tersebut tentu saja menuai kehebohan di Tiongkok, dan warganet mengekspresikan ketidaksetujuan mereka secara online. Seorang di antara mereka mengatakan bahwa ditutupnya akses ke Twitch ialah bentuk dari ‘penyerangan terhadap kebebasan berbicara’. Kita tahu, langkah serupa tak hanya berlaku buat Twitch. Pemerintah Tiongkok juga memblokir sejumlah platform media barat yang naik daun di negara itu – misalnya Facebook, YouTube dan Google.
Menariknya, saat ini pemblokiran Twitch belum dilakukan secara merata. Pengguna yang berlokasi di beberapa daerah (misalnya Changchun) masih bisa menyaksikan stream di Twitch, sedangkan user di daerah lain (Liaoning) sama sekali tak dapat mengaksesnya.
Sumber: The Verge & Abacus News.