Imbas Peraturan Baru Pemerintah Tiongkok, 3 Turnamen Esports Besar Harus Ditunda

3 turnamen yang harus ditunda adalah Call of Duty: Mobile Masters, Peacekeeper Elite League, serta League of Legends: Wild Rift LPL Qualifier.

Sebelumnya, pemeritah Tiongkok menerapkan peraturan baru bagi para pemain game di negaranya. Peraturan tersebut adalah soal pembatasan waktu bermain untuk anak-anak di bawah 18 tahun. Tujuan utama pemerintah Tiongkok menerapkan peraturan ini adalah untuk menghindari efek kecanduan bermain game pada anak-anak.

Peraturan baru dari pemerintah Tiongkok tersebut ternyata juga berimbas pada dunia esports. Beberapa turnamen esports di Tiongkok terkena dampak dari pembatasan waktu bermain untuk anak-anak di bawah 18 tahun. 3 turnamen besar yakni Call of Duty: Mobile Masters, Peacekeeper Elite League, serta League of Legends: Wild Rift LPL Qualifier harus ditunda karena berusaha untuk mematuhi kebijakan pemerintah tersebut.

Turnamen COD: Mobile Masters saat ini sedang memasuki minggu keenam dan harus mundur 1 minggu dari jadwal semula. Sebanyak 14 tim COD: Mobile terbaik di Tiongkok berpartisipasi dalam turnamen yang memperebutkan total hadiah sebesar CN¥3 juta atau sekitar Rp6,6 miliar dan slot menuju 2021 World Championship Finals.

Image Credit: Peacekeeper Elite League

Kemudian turnamen Peacekeeper Elite League juga harus diundur selama 1 minggu. Turnamen ini merupakan liga terbesar PUBG Mobile di Tiongkok dan memperebutkan slot menuju PUBG Mobile Global Championship (PMGC) 2021.

Selain itu turnamen League of Legends: Wild Rift LPL Qualifier yang rencananya akan dimulai pada 6 September diundur menjadi 11 September 2021. Turnamen ini merupakan turnamen kualifikasi untuk memperebutkan slot menuju Wild Rift World Championship 2021 dan diikuti oleh 17 tim Wild Rift terbaik di Tiongkok.

Tiongkok memang tengah memperketat peraturan mengenai video game selama beberapa tahun terakhir, yang diklaim, untuk melindungi kesehatan mental dan fisik kepada anak-anak. Kebijakan sebelumnya membatasi waktu bermain game anak-anak hingga 1,5 jam sehari. Kini kebijakan baru lebih ketat lagi karena hanya memperbolehkan anak-anak untuk bermain game selama 1 jam saja pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu serta hari libur nasional di antara jam 8 hingga 9 malam.

Bagaimana dampak jangka panjang aturan tadi ke industri esports di sana? Pasalnya, tidak sedikit pemain esports di sana yang masih berada di bawah umur, seperti yang ada di 3 turnamen besar tadi. Apakah membebankan tugas mendidik anak kepada negara memang masih masuk akal di zaman sekarang?