Ada banyak pilihan bagi usaha kecil menengah untuk mengadopsi teknologi, lebih spesifiknya perangkat lunak. Beberapa di antaranya bisa dengan membeli perangkat lunak dari software house, membeli perorangan atau menggunakan model sistem sewa. Opsi terakhir ini yang menjadi peluang bagi startup yang menyediakan sistem manajemen seperti POS (Point Of Sale), ERP (Enterprise Resource Planning), dan sistem manajemen lainnya. Salah satu startup yang ada di segmen ini adalah Turboly.
Ide awal Turboly berangkat dari masih banyaknya usaha kecil dan menengah masih banyak yang menggunakan manual dalam hal manajemennya. Hal ini tidak lepas dari sistem ERP yang ada di pasaran dinilai terlalu mahal. Karena tidak adanya sistem tersebut maka kontrol atas inventaris, keuangan dan pajak menjadi berantakan. Kepada DailySocial, Founder Turboly Santoso Suratso menegaskan Turboly hadir untuk memecahkan permasalahan tersebut.
“Platform kami adalah modern cloud based integrated accounting / ERP system untuk multi-outlet businesses yang sedang berkembang. Platform kami unik karena memiliki fiture Franchise-Ready yang sangat menguntungkan untuk pemilik multi-store,” papar Santoso.
Santoso juga menjelaskan bahwa saat ini Turboly menargetkan untuk menggaet pengguna dari kalangan usaha kecil dan menengah seperti usaha yang memiliki multi outlet / store, franchise, dan perusahaan menengah dan perusahaan kecil.
Santoso bersama dengan Co-founder Romi Hartanto dan dengan pendanaan yang masih mengandalkan pribadi bersama-sama berusaha membawa Turboly mendapat lebih banyak pengguna. Meski baru beberapa bulan didirikan dengan nama resmi PT Turboly Teknologi Indonesia, proses pengembangannya sudah dimulai sekitar satu tahun.
Saat ini Turboly sudah menangani beberapa pelanggan di berbagai kota, seperti Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Dengan beberapa fitur andalan seperti fitur akunting, fitur POS, mini ERP, dan memberikan pilihan kustomisasi, termasuk dengan teknologi berbasis cloud, Turboly optimis bisa meraih banyak pengguna.
“Tantangan utama bukan di teknologi tapi di mental pengusaha kecil menengah, yang mana sudah kami siapkan sistem training dan sistem konsultan (multilevel) untuk memberi pengajaran atas akuntansi yang terpadu dan benar. Ini bisa lewat video training dan assisted on boarding process,” terang Santoso.