ESL One Hamburg 2018 akhirnya memasuki fase puncak. Dua tim dedengkot Dota bertarung memperebutkan takhta jawara pada hari Senin pagi, 29 November 2019. Team Secret berhadapan dengan Vici Gaming. Eropa melawan Tiongkok. Kedua tim sudah cukup sering bertemu, termasuk salah satunya di Dota 2 Asia Championships 2018 awal tahun ini.
Kala itu Team Secret harus tereliminasi setelah kalah 0-2 dari Vici Gaming, dan di ESL One Hamburg 2018 hasil serupa sempat nyaris terulang. Dalam laga Grand Final yang berlangsung dengan format best of five, Team Secret sempat tertinggal angka 2-1.
Sebenarnya Team Secret unggul satu angka lebih dahulu, akan tetapi Vici Gaming mampu mengimbangi bahkan mengungguli di dua ronde berikutnya. Pilihan hero Luna oleh Vici Gaming terbukti sangat merepotkan para jagoan Eropa itu.
Dalam posisi 2-1, Vici Gaming hanya butuh satu kemenangan lagi untuk mengirim Team Secret pulang kampung. Namun Team Secret tampaknya sadar apa kunci kemenangan mereka di ronde pertama: memilih hero Terrorblade sebagai carry. Dikombinasikan dengan empat hero yang semuanya punya kemampuan crowd control (Centaur Warrunner, Treant Protector, Crystal Maiden, dan Mirana), Team Secret akhirnya membalikkan keadaan di ronde empat.
Early game di ronde empat sempat didominasi oleh Vici Gaming yang menggunakan banyak nuker seperti Tiny, Lina, serta Silencer. Tetapi Terrorblade yang dikendalikan oleh Nisha (Michal Jankowski) sangat kuat di late game. Apalagi Nisha dilindungi oleh Centaur Warrunner milik zai (Ludwig Wahlberg) yang sangat tanky. Vici Gaming tak punya pilihan selain bertekuk lutut.
zai dan Nisha baru saja bergabung dengan Team Secret pada bulan September lalu. Namun sebenarnya ini bukan pertama kalinya zai bermain untuk Team Secret. Mereka sudah pernah bertarung bersama di tahun 2015 dan memenangkan sederet gelar bergengsi, termasuk ESL One Frankfurt 2015. Aksi zai bersama Team Secret jugalah yang membuat namanya melambung sebagai salah satu pemain posisi offlane terbaik dunia, bahkan mungkin yang terbaik.
Ronde terakhir, zai kembali bersinar dengan hero Magnus. Sebuah aksi super terjadi di menit 17, ketika kedua tim memperebutkan Aegis of the Immortal. Vici Gaming menyerang Roshan terlebih dahulu, dan sekilas sepertinya Aegis akan jatuh ke tangan mereka. Tapi tiba-tiba zai muncul di tengah-tengah Vici Gaming dan mendorong empat pemain lawan keluar Roshan Pit. Tiga hero Vici Gaming tewas, menyisakan Roshan yang sekarat dan dibunuh dengan mudah oleh Team Secret.
Team Secret akhirnya menumbangkan Vici Gaming dan berhak membawa pulang hadiah juara senilai US$125.000. Kontribusi zai dan Nisha benar-benar tak bisa dianggap remeh. Hanya dua bulan sejak bergabung, mereka sudah mengantar Team Secret merebut dua gelar juara. Sebelum ESL One Hamburg ini, mereka memenangkan PVP Esports Championships di Singapura. Team Secret juga menduduki peringkat pertama kualifikasi Kuala Lumpur Major wilayah Eropa.
Kebetulan saya penggemar Team Secret, jadi melihat aksi mereka yang gemilang di turnamen-turnamen besar seperti ESL One Hamburg membuat saya cukup bersemangat. Saya rasa mereka juga layak disebut sebagai unggulan juara di Kuala Lumpur Major. Tapi dalam Dota 2 apa pun bisa terjadi. Bisa saja mereka malah kalah oleh tim yang tak terduga. Apalagi jarak antara ESL One Hamburg dan Kuala Lumpur Major cukup dekat. Euforia juara ESL One tidak boleh membuat Team Secret terlena di turnamen Major yang akan berjalan pada tanggal 9 November nanti.
Sumber: ESL