Setiap perusahaan pasti memiliki seseorang yang pantas dianggap sebagai karyawan terbaiknya. Karyawan tersebut adalah yang sudah melalui banyak hal, datang awal, pulang akhir, dan bahkan mau bekerja di hari liburnya jika diperlukan. Namun perlu diketahui juga, jika mereka tidak diperlakukan sepantasnya, bukan hal yang mustahil bila perusahaan itu akan kehilangan karyawan terbaiknya tersebut.
Menghadapi persaingan yang kian ketat, karyawan dapat menjadi salah satu sumber daya berharga bagi perusahaan untuk bertahan di tengah-tengah kompetisi yang terjadi. Namun jika perusahaan tidak memperlakukan mereka sepantasnya, bukan tidak mungkin para karyawan tersebut akan keluar, bahkan tak menutup kemungkinan karyawan terbaik yang dimiliki perusahaan.
Agar hal tersebut tidak terjadi, menurut VP of Marketing When I Work Sujan Patel, perusahaan seharusnya bisa menghindari tujuh kesalahan mendasar yang dapat membuat mereka kehilangan karyawan terbaiknya. Berikut adalah tujuh kesalahan tersebut.
1. Kompensasi yang tidak adil
Kebanyakan orang tentu bersedia untuk memberikan tenaganya jika mereka ditawarkan kompensasi yang adil sebagai imbalannya. Demikian juga dengan karyawan terbaik Anda yang dapat mendukung impian kewirausahaan Anda. Tapi pada akhirnya, semua kembali pada uang.
Tidak ada yang ingin belajar sistem baru, mengembangkan metode baru, dan mengambil tanggung jawab tambahan hanya untuk mendapatkan kenaikan gaji yang sangat sedikit, 1 persen per akhir tahun. Jika seorang karyawan secara konsisten mampu meningkatkan bisnis Anda, dia pantas untuk diberikan kompensasi untuk itu. Meningkatkan gaji “pemain top” hampir selalu lebih murah daripada harus melalui perekrutan dan proses perekrutan lagi.
2. Kurang seimbangnya hidup dan kerja
Meski uang itu bagus, tapi itu tak dapat menggantikan hari libur atau waktu senggang yang seharusnya dihabiskan dengan keluarga. Perusahaan terkadang butuh waktu ekstra dalam mengerjakan sebuah proyek besar dan banyak karyawan yang memahami itu, tetapi apa salahnya jika proyek tersebut selesai mereka mendapatkan waktu senggangnya untuk recharge energi mereka. Misalnya dengan memberi hari libur ekstra atau memberi hadiah seperti makan malam di restoran yang bagus.
Sujan Patel juga menjelaskan bahwa jika Anda tidak dapat mengikuti jejak perusahaan, seperti Twitter dan Pocket, yang menawarkan karyawan liburan tak terbatas, Anda dapat menawarkan sesuatu yang kecil yang menunjukkan Anda memahami kebutuhan karyawan Anda ‘untuk keseimbangan kehidupan kerja.
3. Kurangnya penghargaan atas prestasi
Perlu Anda ingat, karyawan telah memberikan waktu dan energi mereka setiap hari untuk bekerja pada Anda dan dalam jangka panjang, biasanya mereka ingin Anda tahu bahwa apa yang mereka lakukan lebih dari pertukaran sederhana waktu untuk uang. Beberapa perusahaan menawarkan waktu liburan lebih atau membayar waktu cuti bagi staff tetapnya. Ada juga yang memungkinkan karyawannya untuk mendapatkan perjalanan yang biayanya ditanggung semua oleh perusahaan.
Sekarang, coba pertanyakan pada diri Anda sendiri, apa yang Anda lakukan untuk menunjukkan penghargaan Anda pada karyawan?
4. Manajemen yang tidak mendukung
Top manajemen selalu dipandang sebagai pihak yang memimpin perusahaan dalam segala hal, dari menetapkan kebijakan perusahaan hingga menunjukkan sikap dan menghormati orang lain pada sehari-hari. Tetapi, sering kali mereka yang berada di bagian bawah merasa tidak diperhatikan oleh orang-orang di atasnya meskipun mereka merasa telah bekerja sama kerasnya.
Menurut Sujan Patel untuk menghadapi tantangan ini agar tak kehilangan pekerja terbaik, Anda dapat mengambil pelajaran dari Colin Powell. Sutan Patel menjelaskan bahwa ketika Powell bekerja sambil berusaha untuk meningkatkan karirnya, ia membuat sebuah titik di mana ia harus bertemu dan berbicara dengan orang-orang di bawahnya. Ini untuk memasikan mereka sedang diberi apresiasi yang layak dan praktek ini terbukti membantunya berkembang dan mempertahankan para pemain top.
5. Lingkungan kerja yang negatif
Sujan Patel juga menekankan bahwa tak peduli seberapa baik perusahaan membayar atau seberapa banyak posisi yang diperlukan dalam proyek impian, banyak karyawan yang memutuskan keluar jika suasana kerja lebih seperti kamar mayat atau klub bertarung daripada kantor profesional.
Mungkin banyak juga manajer yang tak cukup pintar menyadari manfaat dari membuat lingkungan kerja yang positif seperti dengan mengubah pencahayaan, membeli furnitur yang dapat mengundang staff bekerja, atau memompa semangat dengan musik positif. Seringkali, ini melibatkan menjaga gosip buruk yang dapat menyebar perselisihan. Apa pun itu, Sutan menegaskan, Anda harus mampu membunuh kebosanan di kantor dan memberi kesempatan “cahaya” untuk masuk.
6. Menimbun informasi
Poin berikutnya yang disoroti oleh Sujan Patel adalah tentang keterbukaan informasi. Menurut Sujan, menempatkan setiap informasi ke tangan karyawan bukanlah ide yang baik. Ia menegaskan bahwa beberapa percakapan dan keputusan lebih baik disimpan rapat sampai rincian akhirnya benar-benar keluar karena mungkin saja ada konsekuesi hukum yang terkait dengan membahas penawaran terlalu cepat, sebelum itu selesai.
Artinya di sini adalah, kebijakan transparansi informasi seharusnya bekerja dua arah. Anda harus mampu memposisikan karyawan Anda dalam perubahan yang terjadi sesegera mungkin. Jangan membuat, staf entry-level Anda seperti mereka yang terakhir tahu tentang hal-hal yang kemajuan atau prestasi perusahaan. Anda harus berusaha untuk menginformasikan sesegara mungkin berita dari ruang rapat pada orang-orang yang ada di dasar perusahaan.
7. Promosi dari pihak luar
Terkadang Anda akan berpikir bahwa menemukan bakat dari luar untuk perusahaan Anda adalah keputusan yang tepat, tetapi Anda juga seharusnya berpikir dua kali untuk itu. Anda juga harus ingat dengan mereka yang telah berada di perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Meski mereka tidak memiliki keahlian khusus, tetapi mereka juga memiliki loyalitas dan pemahaman tentang budaya perusahaan yang tidak dimiliki oleh pendatang baru. Memberikan rekan berpengalaman Anda kesempatan karir lebih baik, tidak hanya akan memacu mereka untuk memberikan lebih pada perusahaan, tetapi juga bisa menumbuhkan motivasi antara karyawan lain untuk bekerja lebih keras dan berkembang sebagai profesional.
Memiliki lingkungan kerja yang hebat, tak selalu berarti menghabiskan banyak investasi untuk membuatnya. Menghindari tujuh kesalahan di atas bisa membuat keajaiban untuk meningkatkan semangat dan retensi karyawan, terutama untuk kalangan para pemain top yang harus diprioritaskan untuk dijaga tetap berada dalam tim.