Aplikasi “ride sharing” Tron akan segera hadir untuk pengemudi bajaj di Jakarta. Sebelumnya, aplikasi ini pertama kali pilot di Bekasi dengan menyasar pengemudi angkutan kota (angkot) trayek K-11A dan K-11B.
CEO Tron David Santoso menjelaskan, bajaj sama seperti kendaraan umum lainnya, belum tersentuh dengan dunia digital. Kehadiran Tron, diharapkan memberikan jumlah kenaikan penumpang sehingga dapat meningkatkan perekonomian para pengemudi bajaj.
Tron bajaj sendiri akan hadir di Jakarta, khususnya di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, kedua lokasi tersebut dianggap memiliki sirkulasi penggunaan bajaj yang cukup vital.
“Sistem untuk Tron Bajaj yaitu ride sharing dan maksimum penumpang untuk Bajaj roda tiga adalah 2 penumpang dan untuk Bajaj roda empat adalah 4 penumpang”, terang David dalam keterangan resmi, Selasa (21/5).
Tron pertama kali hadir untuk angkot Bekasi sejak 10 April 2019. Tanpa disertai data, David mengklaim peningkatan penggunaan cukup signifikan. Atas pertimbangan itulah yang membuat perusahaan percaya diri untuk membawanya ke Jakarta.
“Kami harapkan dalam waktu dekat kami sudah bisa menambah trayek sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna kami.”
Dalam dua pekan mendatang, perusahaan juga akan meluncurkan fitur chat. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengirimkan percakapan ke pengemudi angkutan umum yang akan menjemput di titik penjemputan.
“Kami juga telah memberikan pelatihan kepada para pengendara agar tetap mematuhi peraturan lalu lintas yang ada dalam menggunakan fitur chat ini”, tutupnya.
Tron merupakan produk PT Teknologi Olah Rancang Nusantara, perusahaan afiliasi Digiasia Bios. David sendiri sebelumnya adalah CFO PayPro. Untuk implementasinya, Tron menggandeng Via, perusahaan teknologi Amerika Serikat. Tidak ada saham Via yang ditempatkan ke perusahaan.
Ditargetkan sampai akhir tahun ini Tron dapat mendigitalkan tujuh ribu unit angkutan umum di pinggiran Jakarta, seperti angkutan kota, bajaj, bus, mikrolet, dan lainnya yang belum tersentuh implementasi digital.