Jika Anda termasuk orang yang langsung ‘mual dan mules’ jika harus berdiri di depan orang banyak untuk presentasi, presentasi singkat, atau wawancara, Anda tidak sendirian!
Kami tahu ada banyak orang di luar sana yang tidak begitu menyukai jika harus berbicara di depan umum. Bahkan, bisa jadi hal tersebut merupakan momok terbesar bagi sebagian orang.
Tetapi jangan khawatir, ada trik mudah untuk mengatasi hal ini. Memang, bagi sebagian orang, semua hal tersebut dapat diatasi hanya dengan sedikit usaha. Bagi yang lain, dibutuhkan lebih banyak usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan mental. Pasti lebih mudah untuk menyerah pada ketakutan, tetapi Anda akan mencapai lebih banyak dalam hidup, dan merasakan kebanggaan jika memilih untuk mengatasinya.
Ada tip dan trik sederhana untuk membantu membangun rasa percaya diri dan membuat berbicara di depan umum terlihat alami.
1. Berpegang kepada hal yang Anda ketahui baik
Ada alasan utama mengapa beberapa orang terlihat begitu nyaman dan lancar berbicara di depan umum, yakni karena mereka menyampaikan topik yang diketahui atau sangat dipahami. Bahkan mereka bisa lancar berbicara tanpa perlu slide dan terlihat nyaman meski di depan sorotan kamera.
Selama Anda bersetia kepada pengalaman pribadi dan keahlian, Anda bisa percaya diri untuk berbicara tentang wawasan Anda. Ini juga berlaku bagi praktisi yang menggeluti bidang tertentu, Anda akan mudah menyuarakan pendapat karena yang Anda katakan itu didukung oleh pengalaman eksekusi.
Masalah muncul ketika orang mencoba untuk berbicara tentang topik yang tidak mereka kuasai. Jadi, sebaiknya jujurlah pada diri sendiri. Jangan coba-coba nekat dan ‘sok tahu’, mengajari orang banyak mengenai hal-hal yang tidak Anda ketahui dengan baik. Jika ada tawaran untuk berbicara mengenai bidang yang tidak Anda kuasai, jawab dengan jujur, dan tawarkan bidang-bidang yang Anda mampu.
2. Berdiri di podium dengan kerendahan hati
Indonesia itu luas, apalagi dunia. Anda tidak bisa berasumsi hal yang diketahui dan tidak diketahui penonton. Jangan terlalu yakin bahwa Anda yang paling paham apalagi merasa overqualified tentang topik yang dibawakan.
Saya selalu menyukai profesor yang membuka kuliah dengan pertanyaan. Awalnya saya pikir karena ia ingin mengetes siapa yang sudah membaca buku tentang topik perkuliahan hari ini, namun setelah lulus saya sadar bahwa hal tersebut adalah salah satu cara yang baik untuk menguasai khalayak.
Dengan sedikit gambaran tentang hal yang mereka ketahui, Anda dapat berbicara satu frekuensi dengan mereka. Ini membuat Anda tidak terjebak dengan berbicara, tentang hal yang sudah diketahui umum. Hal ini akan membosankan audience Anda, mereka datang dan ingin mendengar sesuatu yang baru, yang belum mereka ketahui. Karena Anda yang berdiri di panggung, maka Andalah yang dianggap sebagai ahlinya.
3. Tujuan pendekatan vs. penghindaran
Anda akan dapat berbicara di depan umum dengan lebih baik jika kondisi mental (psikologis) diri sedang tenang. Pelajari cara untuk menenangkan diri dengan berlatih pernapasan, yang gilirannya nanti akan membantu Anda mengurangi kepanikan atau demam panggung.
Anda bisa mengunakan trik Approach vs. Avoidance. Misal, sebelum tampil Anda memiliki tujuan untuk menghindari hal-hal seperti “Saya ingin menghindari cemas saat berbicara”, diganti dengan pendekatan “Saya ingin berkomunikasi mengenai tiga kunci poin dengan jelas sehingga semua orang paham”.
Dengan ini, fokus akan terganti kepada pendekatan tujuan dan Anda dapat menghindari ketakutan yang menjebak kondisi psikologis dalam mode fight/flight.
4. Bersiaplah jika membuat kesalahan
Ingat bahwa seorang profesional pun tak luput dari membuat kesalahan. Kesalahan membuat orang tampak lebih manusiawi. Tapi, ketika Anda menjadi tidak nyaman dengan kesalahan yang terjadi saat tampil, maka khalayak pun akan merasa makin tidak nyaman. Ok, lidah Anda mungkin terselip saat mengucapkan satu, dua kata. Jangan kikuk, perbaiki dan langsung lanjutkan pembicaraan. Jika Anda termasuk tipe yang humoris, ini saat yang tepat untuk membuat khalayak Anda tertawa sehingga suasana lebih santai.
Ada banyak orang yang percaya bahwa kemampuan berbicara adalah bakat alami. Jika Anda tak berbakat, lupakan. Tetapi saya dan mungkin sebagian besar orang akan setuju bahwa berbicara adalah sesuatu yang dapat dipelajari.
Ambil saja contoh DScussion. Saat pertama kali shooting dibutuhkan waktu seharian karena penuh kesalahan. Di edisi selanjutnya, waktu yang dibutuhkan semakin pendek, lantaran semakin seringnya berhadapan dengan kamera. Tentu saja saya tidak berharap akan menjadi Desi Anwar dalam dua atau tiga kali tampil dan hingga edisi terakhir pun sama sekali tidak mendekati kemampuan seorang host handal. Namun menyadari bahwa kita memiliki ruang untuk perbaikan dan fokus kepada kemajuan, ketimbang kesalahan-kesalahan, rasanya luar biasa menyenangkan.