Kemarin Paktor mengumumkan kucuran pendanaan baru dari MNC Media Group dan K2Global senilai $32,5 juta. Kendati tidak berbasis di Indonesia, bagi Paktor pangsa pasar online dating di Indonesia cukup menjanjikan. Hal ini tergambar jelas dari data demografi pengguna Paktor di Indonesia, didominasi oleh kaum profesional muda berusia di antara 25-35 tahun dengan perbandingan pria dan wanita hampir berimbang.
Menurut CEO Paktor Josep Phua, data tersebut menunjukkan performa yang sangat bagus dan di atas rata-rata standar industri online dating. Hal ini senada dengan makin diterimanya konsep online dating di kalangan pengguna, khususnya di Indonesia. Sejak diluncurkan satu tahun lalu, berbagai strategi penyampaian produk terus digencarkan oleh Paktor untuk mendapatkan traksi pengguna terbaiknya.
Masa depan layanan online dating di Indonesia
Indonesia adalah emerging market dan mobile-first market dengan potensi yang sangat besar di berbagai produk digital, tak terkecuali online dating. Lebih banyak orang akan memiliki smartphone sebagai perangkat pertama dan koneksi internet dan infrastruktur juga akan menjadi semakin baik.
“Kami melihat bahwa mobile dating akan menjadi salah satu cara yang paling populer dan nyaman untuk bertemu dengan orang baru dan mencari pasangan hidup. Mobile dating akan terus ada dan berkembang, serta akan bertumbuh semakin pesat karena kami telah melihat juga bahwa market ini sangat terbuka dan respektif terhadap konsep online dating,” ujar Josep.
[Baca juga: Setelah Perolehan Pendanaan, Paktor Targetkan Perluas Cakupan Layanan di Indonesia]
Jika melihat tren perkembangan saat ini, platform online dating telah berkembang menjadi format yang lebih bersifat sosial dan telah menjadi salah satu bentuk media sosial juga, dengan elemen entertainment di dalamnya.
Visi Paktor untuk menguatkan diri di sektor social entertaiment
Bersama dengan putaran pendanaan terbarunya, Paktor berencana untuk memperluas portofolio produknya sehingga mentransformasikan dirinya menjadi platform social entertainment untuk online dating yang kuat.
“Strategi yang akan Paktor adopsi adalah dengan mengambil pendekatan yang lebih inovatif dalam cara kami untuk men-delivery content untuk membantu pengguna membentuk hubungan-hubungan yang meaningful dengan orang baru,” papar Josep kepada DailySocial.
Secara tradisional Paktor bekerja menghubungkan orang melalui koneksi one-to-one, diperkuat dengan konten yang relevan dan platform teknologi mobile. Secara spesifik mengenai content sharing, terdapat perubahan tren. Content sharing bergerak lebih ke arah video. Dating App dari Tingkok, Momo, adalah salah satu contoh sukses. Mereka telah mengalami kesuksesan setelah memperkenalkan fitur live-streaming ke dalam aplikasinya.
“Sekarang kami sudah berada dalam tahap Social 2.0, di mana kami menemukan bahwa ada beberapa cara untuk pengguna dapat terhubung dengan orang baru (bisa melalui 1-to-many, 1-to1, many-to-1, dan lain-lain). Apapun caranya, denominator yang mendasar adalah content sharing,” lanjut Josep.
[Baca juga: Monetisasi Sejak Awal Mudahkan Paktor Rangkul Investor]
Tren yang terus menguat untuk pengguna online dating di sisi lain turut membuka kesempatan monetisasi bagi Paktor. Berbagai fitur premium terus digencarkan, dan terus digodok untuk menjadi revenue stream dari aplikasi.
“Semenjak kami mulai berfokus kepada monetisasi, kami telah melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk meningkatkan fitur-fitur dalam aplikasi Paktor dan kami telah mendapatkan hasil yang signifikan, kami berhasil mencapai conversion rate yang membawa kami kepada 22x pertumbuhan revenue tahun ini,” ujar Josep.
Dalam beberapa waktu ke depan, pihaknya juga tengah mempersiapkan fitur-fitur terbaru untuk aplikasinya. Estimasinya pada kuartal ke-4 tahun ini. Terkait dengan platform social entertainment, dalam beberapa minggu ke depan, akan diluncurkan pembaruan aplikasi berkaitan dengan tujuan tersebut.