Melanjutkan pembahasan dari rangkaian acara Echelon Indonesia 2015 di hari pertama, salah satu lini produk teknologi yang sedang hangat di tengah pasar Indonesia yaitu aplikasi mobile, kembali menjadi perbincangan. Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang memiliki tingkat pertumbuhan pengguna ponsel yang tinggi. Dengan demikian, peluang dan kesempatan baru di pasar aplikasi mobile tentu terbuka lebar. Melalui sesi di hari kedua yang dibawakan oleh Marketing Manager Baidu Indonesia Iwan Setiawan, dibahas mengenai tren dan peluang pasar aplikasi mobile di Indonesia.
Indonesia sejatinya memiliki potensi yang besar untuk pasar aplikasi mobile, bahkan banyak aplikasi mobile asing yang sukses di Indonesia kerap menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu pasar terpentingnya. Baidu yang memasuki pasar Indonesia pada pertengahan tahun 2013 lalu pun menyadari hal ini.
Iwan mengatakan, “Ketika kami masuk pasar Indonesia, awalnya kami hanya fokus untuk pasar Personal Computer (PC) saja. Namun setahun kemudian, kami melihat pertumbuhan yang pesat untuk pasar mobile di Indonesia. Akhirnya kami memutuskan untuk mulai masuk ke mobile karena melihat potensi yang besar di sana.”
Ketika memasuki pasar mobile, Baidu Indonesia mengadirkan sebuah produk berupa toko aplikasi bernama MoboMarket. Toko aplikasi tersebut kini menjadi tempat di mana para pengembang lokal dapat berperan serta mendukung pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia. Selama beroperasi di Indonesia dengan Mobomarket-nya, Baidu Indonesia pun menemukan bahwa masyarakat Indonesia lebih suka untuk mengunduh mobile game melalui toko aplikasi mereka.
Dari riset yang dilakukan oleh Baidu melalui Mobomarket, ditemukan bahwa 45,61 persen penggunanya gemar mengunduh permainan melalui toko aplikasi mereka. Diikuti dengan aplikasi media sosial di posisi kedua yang mencapai 11,64 persen dan aplikasi tools yang berada di pisisi ketiga yang mencapai 7,72 persen. Meskipun demikian, untuk pembaruan aplikasi, pengguna lebih gemar memberbarui aplikasi sosial yang terpasang pada perangkat mereka.
“Meskipun game menjadi favorit unduhan, tetapi untuk pembaruan aplikasi posisinya menjadi terbalik. Masyarakat Indonesia cenderung lebih peduli untuk memperbarui aplikasi sosial mereka, diikuti dengan aplikasi tools, sedangkan game justru berada di posisi ketiga.” ujar Iwan.
Selain itu, Iwan juga mengungkapkan bahwa dari data riset tersebut dapat terlihat adanya peningkatan unduhan untuk mobile game sejak Q4 2014 (30.989) hingga Q1 2015 (41.715). Sedangkan di sisi unduhan perangkat lunak, meskipun ada peningkatan unduhan, namun lonjakannya tidak sebesar unduhan mobile game.
“Dari data ini kita bisa lihat masih ada potensi pertumbuhan untuk perangkat lunak yang besar di pasar aplikasi mobile,” ujar Iwan.
Ke depannya Mobomarket juga akan terus meningkatkan layanan mereka dengan memfokuskan pada tiga hal, yaitu traffic platform, distribution efficiency, cash ability. Trafic platform akan memfokuskan untuk pengembangan platform dari MoboMarket itu sendiri, sedangkan distribution effeciency akan fokus mengenai pendistribusian aplikasi, dan cash ability akan fokus untuk pengembangan metoda pembayaran platform.