Di dunia industri travel online, ada dua raksasa yang menguasai pasar ini. Pertama adalah Priceline, kedua Expedia. Priceline sudah memiliki Agoda di Asia dan hari ini Expedia mengumumkan investasinya di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dengan mengambil saham minoritas di Traveloka senilai $350 juta (lebih dari 4,6 triliun Rupiah) untuk menyainginya. Selain dari Expedia, dalam setahun terakhir Traveloka secara total sudah mendapatkan dana $500 juta (lebih dari 6,6 triliun Rupiah) dari East Ventures, Hillhouse Capital Group, JD.com, and Sequoia Capital.
Menurut The Information, yang pertama kali memberitakan informasi ini, Traveloka kini bervaluasi lebih dari $2 miliar dan menjadikannya startup unicorn pertama di industri travel online Indonesia. Nilai valuasinya di Indonesia hanya kalah dari Go-Jek yang disebutkan mencapai $3 miliar pasca perolehan pendanaan dari Tencent.
Dua tahun yang lalu kami memprediksi keduanya bakal menjadi unicorn bersama Tokopedia. Tokopedia sendiri kabarnya memang sudah menjadi unicorn, tapi belum mengumumkan valuasi terbaru pasca pendanaan terakhir dari Softbank dan Sequoia di tahun 2014.
Pasca perolehan pendanaan ini, SVP Expedia Greg Schulze akan masuk ke jajaran board of director Traveloka.
Agresif mengejar pertumbuhan
Sebagai startup yang agresif mencari pertumbuhan, Traveloka aktif mengeluarkan dana untuk periklanan, termasuk baru-baru ini menjadi sponsor utama liga sepakbola utama Indonesia (bersama Go-Jek) dan acara televisi Asia’s Got Talent 2017. Di tahun 2015, menurut data Adstensity, budget periklanan Traveloka mencapai lebih dari 550 miliar Rupiah.
Traveloka bisa dibilang termasuk startup yang cukup tertutup soal pendanaan. Perolehan pendanaan terakhir yang diumumkannya adalah pendanaan Seri A di bulan September 2013 dari perusahaan investasi Rocket Internet, Global Founders Capital. Setelah itu Traveloka tidak mau berkomentar soal rumor pendanaan.
Pendanaan kali ini adalah milestone bagi Traveloka karena menjadi bagian keluarga jaringan pemain travel besar global dan mendukung rencana Traveloka menguasai pasar regional. Traveloka, yang didirikan oleh 3 orang yang pernah berkarier di Silicon Valley, kini telah hadir di 6 negara Asia Tenggara.
Co-Founder dan CEO Traveloka Ferry Unardi dalam pernyataan resminya mengatakan, “Bermitra dengan perusahaan travel global terdepan akan membantu kami fokus ke pertumbuhan berkelanjutan di dunia travel online untuk memenuhi tujuan kami menyediakan opsi travel terbaik dan pengalaman reservasi yang berkualitas.”
“Traveloka adalah pemimpin di pasar travel Indonesia dan berekspansi secara agresif di Asia Tenggara. Kemitraan kami akan memberikan keuntungan dengan keunggulan dan pengetahuan lokal masing-masing untuk mengakselerasi perkembangan bersama,” ujar President dan CEO Expedia Inc Dara Khosrowshahi.
Persaingan industri travel yang makin memanas
Kemitraan Traveloka dan Expedia adalah jawaban dari akuisisi Blibli terhadap Tiket.com. Untuk menjadi pemimpin di industri ini mereka harus bergerak agresif. Data Google dan Temasek menyebutkan di tahun 2025 nilai pasar di industri travel Asia Tenggara akan mencapai $76 miliar, dengan konsumsi di sektor travel akan mencapai 38% dari total konsumsi masyarakat Asia Tenggara di tahun tersebut.
Selain Traveloka dan Tiket.com, dua pemain travel online di Indonesia yang cukup relevan adalah Pegipegi dan Nusatrip. Meskipun demikian, Traveloka tidak lagi sekedar ingin menguasai Indonesia dan Asia Tenggara. Tersirat bahwa Traveloka bakal menggunakan jaringan Expedia untuk ekspansi Traveloka yang lebih luas.
“Kami menantikan kolaborasi dengan Expedia untuk memperluas layanan kami ke Asia dan negara-negara selanjutnya,” ujar Ferry.