Berrybenka mengumumkan perubahan strategi perusahaan. Kini Berrybenka hanya fokus menjual brand lokal yang diproduksi secara mandiri melalui label independen.
Kepada media, CEO Berrybenka Jason Lamuda mengungkapkan rencana ini sudah disiapkan sejak akhir tahun 2017, berlandaskan tren dan potensi yang ada.
“Sebelumnya kami memiliki banyak produk dari berbagai brand dan merchant, dan akhir tahun 2017, kami memutuskan untuk membuat produksi sendiri dan menghentikan penjualan dari brand dan merchant yang ada. Saat ini Berrybenka sudah bertransformasi menjadi Indonesian Fashion Brand.”
Mulai dari awal tahun 2018 hingga awal bulan Mei 2018 ini, Berrybenka mengklaim pendapatan yang diraih melalui penjualan online dan offline produk buatan sendiri mencapai hingga 70-80%. Berdasarkan hasil tersebut, sisa dari merchant yang ada kemudian dihapuskan dari Berrybenka.
“Hal tersebut penting untuk kami lakukan, demi mengakselerasi program kami selanjutnya,” kata Jason.
Melakukan outsourcing untuk tenaga penjahit dan konveksi
Untuk memastikan desain dan kualitas produk fesyen, aksesoris dan lainnya, Berrybenka memutuskan untuk melakukan outsourcing untuk tenaga penjahit hingga konveksi yang ada di Jabodetabek dan Bandung. Sementara untuk desainer dan pembuatan pola, semua dilakukan oleh tim Berrybenka sendiri.
Disinggung apakah nantinya Berrybenka akan membuka kesempatan lebih banyak dengan penjahit dan konveksi lainnya sebagai mitra, untuk saat ini belum ada rencana tersebut, Berrybenka masih fokus kepada jumlah mitra outsource yang ada.
Perubahan lain yang dilakukan oleh Berrybenka terkait dengan perubahan strategi ini adalah melakukan pembaruan di aplikasi dan situs. Dengan meminimalkan kategori dan pilihan produk fesyen dari merchant sebelumnya.
“Jika sebelumnya tampilan kami tampak penuh dengan beragam produk fesyen dari merchant Berrybenka, kini karena hanya fokus dengan produk buatan sendiri, kami kurangi jumlahnya,” kata Jason.
Meskipun telah menghapus merchant yang ada, Berrybenka masih membuka kerja sama dengan desainer, brand lokal hingga layanan e-commerce dan marketplace untuk melakukan kolaborasi dengan Berrybenka.
“Bisa jadi nantinya layanan e-commerce seperti MatahariMall yang saat ini sudah mulai fokus kepada fesyen, bisa menjadi partner kami dengan menambah koleksi produk fesyen dari Berrybenka, di layanan e-commerce mereka,” kata Jason.
Saat ini produk lokal Berrybenka sudah berjumlah lebih dari 6 ribu produk, yang terdiri dari pakaian, aksesoris, sepatu dan tas.
Fitur bayar dan pengembalian di toko
Berrybenka telah memiliki flagship store pertama di Jakarta yang terletak di mal Central Park. Diresmikannya flagship store ini, diharapkan bisa menargetkan kalangan perempuan usia 25-35 untuk mengunjungi toko Berrybenka. Untuk toko offline sendiri, Berrybenka sudah hadir di Jabodetabek, Medan, Semarang, Cirebon, Surabaya, Solo, Bali dan Lombok.
“Masih fokus dengan konsep O2O (online-to-offline) kami akan terus menambah jumlah toko offline di luar Jakarta. Tentunya menyesuaikan lokasi dan demand dari pelanggan Berrybenka,” kata Jason.
Selain menawarkan harga yang terjangkau, mulai dari Rp.149 ribu hingga Rp. 349 ribu, Berrybenka juga meluncurkan fitur “Bayar di Toko” dan “Retur di Toko” yaitu memberikan kesempatan untuk pelanggan melakukan pemesanan secara online di Berrybenka namun pembayaran di toko offline. Berrybenka juga menyediakan pengiriman langsung ke rumah pelanggan, untuk kemudian mengembalikan barang tersebut langsung ke toko atau melalui kurir.
“Saat ini kita belum melakukan proses pengiriman melalui kurir saat itu juga ketika produk sudah dicoba oleh pelanggan seperti yang sudah dilakukan oleh pemain lainnya. Namun bila performa baik dan ada peluang untuk layanan tersebut, bisa jadi kami akan menyediakan juga nantinya,” kata Jason.
Dengan kampanye rebranding #TheNewBerrybenka, diharapkan perubahan dan tampilan baru Berrybenka, bisa menambah jumlah pelanggan yang masih menyukai pengalaman berbelanja secara langsung, namun juga bisa menikmati kemudahan dan layanan lebih jika berbelanja secara online. Kedua hal tersebut yang menjadi fokus dari Berrybenka selanjutnya.