Geliat adopsi teknologi yang terus meningkat menjadi salah satu pemicu layanan on-demand economy yang kini mulai merangkak ke permukaan. Peluang itu coba dimanfaatkan startup Tolongin untuk membangun platform yang menjembatani penggunanya mendapatkan pertolongan sesuai jasa yang dibutuhkan dari lokasi terdekat.
Ditemui di Jakarta (5/1), Co-Founder Tolongin Tomy Malewa menceritakan hadirnya layanan Tolongin berangkat dari keresahan atas fenomena Jakarta-Centric dan tidak meratanya aktivitas ekonomi antara ibukota dan daerah saat ini. Tomy menekankan bahwa di tengah era digital saat ini, teknologi seharusnya dapat menjadi alat untuk bantu mengoptimasi kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar.
“Sekarang ini semua orang sudah [mulai] beralih ke mobile. Tugas kami adalah menambah fungsi end-to-end untuk melakukan suatu aksi dari yang tadinya hanya mencari refrensi saja, seperti yang disediakan Foursquare contohnya. […] Intinya adalah bagaimana caranya orang bisa saling tolong menolong [melalui platform Tolongin] dengan sekitar dia. Kami ingin membangun kesadaran bahwa Anda sebenarnya bisa membantu orang-orang di sekitar Anda,” ujarnya.
Tolongin sendiri merupakan sebuah aplikasi yang memadukan antara fitur GPS di perangkat mobile dengan fitur chatting, dan mesin pencarian. Melalui fitur-fitur tersebut, diharapkan pengguna Tolongin bisa mendapatkan pertolongan sesuai dengan jasa yang dibutuhkan dari lokasi terdekat. Tolongin juga menjanjikan kemudahan berkomunikasi melalui direct call dan fitur chatting yang tersedia.
Ingin menjadi end-to-end solution hyperlocal service marketplace
Di negara berkembang yang padat penduduk seperti India, layanan hyperlocal service marketplace bisa dikatakan sudah berjalan dengan baik. Tomy sendiri mengakui bahwa pengembangan Tolongin sedikit banyak terinspirasi dari startup Lookup asal India yang mengunggulkan fitur chatting dan lokasi untuk mencari jasa.
Tolongin sendiri kini memang masih berada dalam tahap beta tertutup, atau hanya bisa digunakan oleh kalangan terbatas. Pun begitu, Tommy menyampaikan bahwa ia ingin nantinya Tolongin dapat menjadi end-to-end solution di masyarakat. Direncanakan Tolongin bisa segera meluncur ke publik bulan Februari mendatang.
Terkait jasa yang disediakan, Tomy belum bisa mengungkap banyak. Disebutkan bahwa jasa pencucian pakaian, pesan antar makanan, hingga tambal ban adalah beberapa jasa yang bisa dicari melalui platform Tolongin. Radiusnya saat ini baru sejauh lima kilometer.
Tomy mengatakan, “Kami saat ini sedang mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk melihat sebenarnya jasa seperti apa yang paling banyak [dicari oleh pengguna]. […] Kalau bicara roadmap, itu sudah ada panjang [implementasi machine learning, data analisis untuk iklan digital, hingga payment gateway mandiri].”
“Mengenai monetisasi, kami masih belum pikirkan itu. […] Layanan ini bisa digunakan gratis [jika sudah meluncur], siapa saja bisa bergabung menjadi penyedia jasa. […] Kami mau fokus pada pengembangan infrastruktur teknologi dulu untuk memberikan layanan produk yang terbaik pada pengguna nanti,” tambahnya.
Berencana bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk mendukung program smart city
Rencana lain setelah Tolongin meluncur untuk publik adalah membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan pemerintah lokal. Pemerintah Bandung direncanakan untuk menjadi kota pertama yang didekati dalam menjalin kerja sama. Ke depannya, diungkap Tomy, tak menutup kemungkinan juga untuk bekerja sama dengan pemerintah lokal lain selama memiliki visi untuk menjadi smart city.
Saat ini Tolongin dikembangkan oleh tim yang beranggotakan lima orang, termasuk Tomy. Empat di antaranya berdomisili di kota Bandung.
Bila nanti sudah resmi meluncur, secara langsung Tolongin akan berkompetisi dengan Monolia yang memiliki layanan tak jauh berbeda. Tolongin rencananya bakal tersedia untuk platform Android dan iOS.