Semenjak hype startup tahun 2009/2010 lalu, banyak sekali perusahaan internet yang didirikan namun tidak bertahan lama. Yang bertahan-pun, kebanyakan masih jauh dari kata sukses secara finansial. Salah satu startup yang masih terus bertahan sampai saat ini adalah startup e-commerce Tokopedia. Bisa dibilang, Tokopedia merupakan salah satu startup e-commerce lokal yang masih bertahan dalam persaingan dengan perusahaan besar seperti Rakuten, eBay, Lazada dan lain-lain.
“Kami cukup puas jadi salah satu startup (angkatan 2009) yang selain masih survive juga berhasil tembus top 100 most visited website (according to Alexa) sekaligus salah satu situs paling muda yang berhasil masuk ke dalam jajaran elite yg banyak dikuasai situs asing”, kata William Tanuwijaya, co-founder sekaligus CEO Tokopedia.
Tokopedia yang juga merupakan salah satu pendiri awal IDeA (Indonesia e-Commmerce Association), telah mendapatkan investasi seed dari East Ventures, series A dari Cyber Agent Ventures, dan terakhir mendapatkan pendanaan dari Netprice Japan. Sangat jelas bahwa model bisnis Tokopedia sangat menarik di mata investor.
Tidak hanya di mata investor, Tokopedia juga terus bertumbuh secara traffic dan masuk ke situs top 100 populer di Indonesia versi Alexa. Meskipun begitu, William mengaku belum mau fokus untuk menggaet pengguna baru, “Tokopedia masih belum benar-benar konsen di member acquisition, namun kami bangga karena pengguna kami sangalah loyal”. Pernyataan ini mengacu ke pertumbuhan Gross Market Value yang mencapai lebih dari 600%, monthly return buyer hingga mencapai angka 53%.
Salah satu angka yang dibanggakan tentu saja conversion rate, sebuah metrik yang sangat penting terutama untuk e-commerce. Januari tahun 2012 lalu, conversion rate Tokopedia hanya 1.94%, bertumbuh hingga mencapai 6.09% di bulan Januari 2013 ini.
Dengan 40 karyawan yang kini bernaung di bawah Tokopedia, William ingin Tokopedia lebih dari sekedar berkembang dari segi jumlah tim yang terlibat, “Kami ingin membangun kultur yang kuat di Tokopedia, dengan misi untuk membentuk Indonesia yang lebih baik melalui media internet”.
Sembari bertumbuh, maka kendala teknis juga tak dapat dihindari oleh Tokopedia. William mengaku mengalami kesulitan teknis yang menyebabkan beberapa pengguna kesulitan untuk mengakses Tokopedia, dan akhirnya memaksa Tokopedia untuk memindahkan data center mereka. Traffic-pun sempat jatuh dan saat ini Tokopedia masih dalam tahap recovery untuk mengembalikan akses kembali ke pengguna.
” Jadi pelajaran juga buat startup yang mau move data center sebaiknya pertimbangkan banyak aspek. But this is process to scale, a good experience and we will definitely back!”, sahutnya William.
Baru-baru ini juga, William telah meluncurkan situs mobile Tokopedia yang baru untuk memanjakan online shopper yang aktif di mobile, dan tidak akan berhenti sampai di situ. “Tahun 2013 ini akan revamp the whole site menjadi lebih modern dan sesuai dengan input dan behaviour dari para power merchants dan loyal users kami, and we will also start introducing new monetization model. Stay tune!”.
–
This e-commerce channel is brought to you by Veritrans Indonesia. Veritrans makes online transactions easier, faster and more secure. No setup fee, no monthly fee and no hidden fee. To know more about Veritrans Indonesia, please visit their website http://veritrans.co.id