Dark
Light

Tizen Makin Memantapkan Diri untuk Menjadi Landasan Sistem IoT

1 min read
July 21, 2016

Di tengah kekuasaan sistem operasi Android dan iOS di pangsa pasar mobile, kehadiran sistem operasi baru menjadikan sebuah tantangan berarti. Bahkan sistem operasi mobile yang sebelumnya sempat berjaya seperti BlackBerry dan Symbian bahkan tak mampu mengimbangi laju inovasi, terlebih yang baru, seperti Firefox OS.

Namun tak demikian dengan sistem operasi baru Samsung Tizen. Kendati belum memperlihatkan popularitasnya untuk perangkat mobile, melalui pembaruan di Tizen 3.0 yang diumumkan pada pagelaran Samsung Dev Conference di San Francisco beberapa waktu lalu, sistem operasi ini memantapkan diri untuk mulai merangkul platform yang lebih luas, memajukan visi seputar Internet of Things (IoT).

Tizen 3.0 hadir dengan pembaruan teknologi sehingga mampu bersanding dengan arsitektur perangkat mobile terbaru. Mengimbangi Android dan iOS, Tizen memiliki kapabilitas 64-bit, sehingga mampu bekerja dengan perangkat ARM 64-bit dan x86 terbaru. Konon Tizen 3.0 akan dirilis versi penuhnya pada September mendatang.

Saat ini versi beta Tizen 3.0 sudah bisa dicoba, termasuk bagi pengembang yang ingin melakukan deployment aplikasinya di sana. Dikembangkan untuk menjadi landasan sebuah sistem komputasi dengan beragam performa, Tizen 3.0 mampu berjalan dengan resolusi 4K, bagi platform game akan menjadi sahabat yang baik. Improvisasi grafisnya pun cukup signifikan, Samsung mengklaim kecepatannya meningkat 30 persen dari versi Tizen 2.4.

Pemanfaatan Tizen tidak akan berhenti pada handset smartphone. Sistem operasi ini ingin menyatukan perangkat dan menjadikannya pintar, mulai dari perlengkapan rumahan, hingga perangkat wearable. Samsung memprediksi di tahun 2020 mendatang setidaknya 21 miliar perangkat akan terhubung, dan Tizen ingin berperan besar dalam pembentukan ekosistem perangkat tersebut.

Dari perspektif pengembang, Tizen 3.0 kini kompatibel dengan Samsung Artik, sebuah platform end-to-end untuk pengembang perangkat pintar. Baru-baru ini Samsung juga memberikan dukungan lebih dengan peluncuran Artik Cloud, sebagai cloud services yang dapat dijadikan back-end perangkat IoT yang dikembangkan.

Sebagai sebuah sistem cerdas, pembaruan Tizen 3.0 juga menyusupkan sebuah API untuk face recognition dan emotion recognition yang begitu menguntungkan bagi pengembang. Termasuk kemampuan voice control yang memungkinkan pengembang melahirkan sistem seperti Cortana atau Siri. Sebuah framework anti-virus juga turut dibubuhkan, untuk menjamin keamanan sistem, terlebih Tizen memang ditargetkan untuk consumer user.

Dari sini visi besar Tizen sudah semakin terlihat. Bahwa sistem operasi yang dirilis pada tahun 2012 ini ingin mengakomodir kebutuhan komputasi secara menyeluruh, dari perangkat besar, perangkat kecil hingga perangkat bergerak. Karena dengan sistem operasi yang seragam, sebuah integrasi akan berkembang secara lebih cepat. Pun dari sisi pengembang yang akan dimudahkan dalam pengembangan aplikasi yang terintegrasi untuk berbagai macam perangkat.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0 dan kunjungi laman resminya di https://ina.dailysocial.id.

Previous Story

BEKRAF Buka Kesempatan Sponsori Startup Mengikuti Startup Istanbul 2016

Next Story

SMDV Kembali Berpartisipasi di Pendanaan Layanan Pembayaran Thailand Omise

Latest from Blog

Don't Miss

Samsung-Galaxy-A16-5G-Terjangkau-dan-Mudah-Didapatkan

Samsung Galaxy A16 5G Terjangkau dan Mudah Didapatkan

Smartphone seringkali dianggap sebagai kebutuhan dasar di era digital saat

Samsung Bagikan Tips Foto Liburan Standout dengan Galaxy S24 FE

Kita secara resmi mulai memasuki minggu-minggu akhir tahun yang berarti