Banyak orang mengira para gamer, termasuk kelas profesional, didominasi kalangan remaja dan ‘dewasa muda’. Faktanya, rata-rata umur para antusias video game adalah 31 tahun. Dan tahukah Anda, belanja permainan ternyata paling sering dilakukan oleh gamer berusia 35 sampai 40 tahun. Artinya di usia produktiflah konsumen mengeluarkan dana paling banyak.
Pada tahun 2014, khalayak menghabiskan uang sebesar US$ 22,41 miliar untuk membeli konten, hardware dan aksesori gaming. Jumlah tersebut sangat banyak dan berpeluang besar akan bertambah lagi. Tapi dari ribuan judul yang dapat dibeli, plus kemudahan distribusi berkat platform digital serta tersedianya toko retail, apakah selama ini kita sudah memilih secara pintar?
Di artikel ini saya ingin berbagi saran dan tips yang sebaiknya dilakukan sebelum membeli game. Mengingat sangat banyaknya jumlah permainan plus segmentasi hardware, saya memutuskan untuk fokus ke PC dan console, namun prinsipnya tetap bisa dipraktekkan ke platform lain.
1. Jangan pre-order
Di era serba digital ini, godaan pre-order sangat sulit ditahan. Bagaimana tidak, versi PO biasanya menawarkan beragam bonus, apalagi jika game tersebut adalah kelanjutan dari seri favorit atau judul yang sangat ditunggu-tunggu. Selalu katakan tidak pada ‘nafsu’ ini. Sebelum mengeluarkan uang, Anda sangat disarankan membaca ulasan dari individu atau media terpercaya, atau bahkan menengok situs agregat. Jangan sampai insiden Aliens: Colonial Marines terulang kembali.
2. Cek website review dan agregasi
Kini kita tidak perlu berlangganan majalah buat membaca review. Semua informasinya tersaji gratis di internet, Anda cuma perlu mencari sumber yang tepat. Para pemilik console bisa mampir di situs-situs game ternama dunia semisal GamesRadar, IGN, Gamespot, N4G, Giant Bomb, hingga The Escapist. Gamer PC dipersilakan mengacu ke PC Gamer, Rock Paper Shotgun serta PC Games Network.
Seandainya tidak mau repot, tinggal kunjungi saja situs agregat skor seperti Metacritic atau Game Rankings. Tapi hati-hati, konon sejumlah publisher nakal membayarkan uang supaya memperoleh nilai tinggi.
Info menarik: 7 Game Free-to-Play Terbaik yang Harus Anda Coba
3. Pantau ulasan sesama gamer
Agar tidak terjebak di problem pada penghujung tips kedua, ada baiknya Anda menyimak opini dari pemain lain. Menemukan ulasan sesama gamer tidaklah sulit. Contohnya di Steam, komentar mereka berada di bagian bawah website. Dan bagi saya, review-review tersebut terkadang sangat lucu, memberi kesenangan sendiri saat membacanya.
Butuh pandangan lebih terspesialisasi? Steam telah memperkenalkan para kurator, berisi info-info dari nama-nama berpengalaman di bidangnya. Perkaya wawasan dengan sekedar menonton rekaman video dari PewDiePie atau review satir Zero Punctuation. Dan tak ada salahnya bertanya pendapat teman Anda.
4. Cari versi terbaik, dengan fitur terlengkap dan layanan ‘after-sale‘ terlama
Setelah penyamarataan harga game multiplatform (dahulu umumnya PC lebih murah dari console), sekarang menentukan pilihan jadi lebih menantang. Console sempurna untuk menikmati game-game eksklusif, dan merupakan opsi terbaik seandainya Anda hanya mempunyai PC tua. Namun versi PC biasanya didukung visual lebih baik, kemudian update patch (resmi ataupun tidak) muncul lebih cepat, belum lagi memperhitungkan adanya mod. Cocok jika Anda tidak berniat membeli DLC.
Kendala dari sistem online ialah, sudah pasti publisher akan menghentikan layanan purnajual sebuah game, cepat atau lambat. Lihat saja Games for Windows Live. Satu contoh pertimbangan lain: ekosistem Steam memang sangat luas, tapi GOG memegang kebijakan bebas-DRM. Silakan Anda pilih.
Info menarik: Ayo Mainkan Game Red Alert 2 Plus Yuri’s Revenge Gratis
5. Temukan harga paling murah dengan distribusi paling mudah
Walaupun peralihan ke sistem distribusi digital tidak terelakkan, pada prakteknya gamer Indonesia masih memerlukan versi retail fisik – untuk PC ataupun console. Ingin bertransaksi secara digital? Takar dahulu kecepatan internet Anda. Ingat juga, tak selamanya varian unduh tersebut lebih ekonomis dibanding retail. Misalnya EA, versi Origin malah di atas harga toko offline. Beberapa outlet retail yang direkomendasikan meliputi Drakuli, Raja Game, dan Verin Game Shop. Di sana Anda bisa mengkomparasi harganya.
6. Bersabar
Sabar itu membawa berkah, dan hanya di skenario tertentu saja harga game akan naik. Jika dana Anda betul-betul pas-pasan, mengapa mesti dipaksakan? Tunggu saja satu dua bulan, harga permainan akan relatif lebih rendah dari ketika ia pertama diluncurkan. Penasaran terhadap satu judul permainan tapi Anda tidak mau mengambil resiko dikecewakan (meskipun sudah menjalankan langkah nomor 2 dan 3)? Valve hampir selalu mengadakan Steam Sale pada ‘high season‘.
Sabar dan tidak terburu-buru juga merupakan latar belakang tips nomor satu.
7. Mainkan game gratis sembari menanti
Khususnya di PC, Anda tidak akan kehabisan permainan gratis, sangat pas dimanfaatkan sambil menunggu game favorit untuk turun harga. Dan bukan rahasia lagi, beberapa permainan terbesar di platform ini tersuguh secara cuma-cuma: Dota 2, PlanetSide 2, World of Tanks, sampai Star Wars: The Old Republic. Boleh jadi, judul-judul free-to-play ini malah memberi waktu bagi Anda untuk berpikir lebih jernih, ‘apakah game pujaan yang dinanti layak dibeli?’
Gambar tambahan: Shutterstock.