Dark
Light

Tips Memotivasi Talenta Terbaik untuk Bekerja di Perusahaan Anda

1 min read
April 17, 2015

General Manager of SEA Wantedly Akira Ushioda / DailySocial

Bagi kebanyakan entrepreneur muda, berhadapan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) biasanya menjadi pengalaman baru. Itu menyebabkan kebanyakan dari mereka sering kali mempekerjakan orang yang tidak sesuai di bidangnya dan merugikan bisnis yang sedang dijalankan. Padahal, jika mereka dapat mempekerjakan orang yang tepat dan sesuai di bidangnya, bisnis mereka dapat berjalan dengan lebih baik. Dalam ajang Echelon Indonesia 2015, Regional Manager Wantedly Asia Tenggara Akira Ushioda berbagi tips tentang apa yang dicari oleh talenta-talenta ketika akan bekerja di sebuah perusahaan.

Wantedly sendiri merupakan layanan yang pencarian kerja yang terintegrasi dengan social net working service. Jika Anda menemukan beberapa perusahaan atau pekerjaan yang menari, Anda bisa bertemu orang-orang yang bekerja di sana dan tahu bagaimana perasaan mereka tentang pekerjaan mereka.

Sebagai Regional Manager Wantedly, Akira tentu paham betul apa yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan jika ingin menarik talenta-talenta berbakat untuk bekerja dengan mereka. Menurut Akira jika Anda ingin mempekerjakan talenta-talenta terbaik untuk bekerja di perusahaan, Anda harus dapat memberikan motivasi pada mereka untuk bekerja. Lalu apa yang membuat talenta-talenta tersebut termotivasi untuk bekerja?

Menurut Akira setidaknya ada dua poin yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk memotivasi talentanya bekerja.

1. Ownership

Hal terpenting dalam mempekerjakan sesorang dan dapat membuat dia termotivasi adalah rasa nyaman. Salah satu cara untuk menciptakan rasa nyaman tersebut adalah dengan membuat pekerja Anda merasa memiliki peran di perusahaan Anda. Jika dia merasa punya peran, dan nyaman dengan perannya, bukan tidak mungkin dia dapat mencapai lebih tinggi dari yang seharusnya.

Akira mengatakan, “Ownership sebenarnya berperan untuk mengeluarkan kemampuan terbaik talenta Anda. Itu membuat mereka dapat melakukan apapun yang mereka mau, dan meraih lebih tinggi lagi (dari target yang seharusnya).[…] Ownership menjadi penting karena dapat memberikan alasan keberadaan mereka di sana.”

2. Meaning

Poin kedua yang disoroti Akira dan terdapat di setiap perusahaan startup adalah Meaning atau lebih tepatnya tujuan keberadaan dari perusahan. Jika Anda bekerja pada suatu perusahaan, dan melakukan rutinitas yang ada, suatu saat nanti Anda akan berada di titik tertentu dan bertanya ‘kenapa saya melakukan ini?’.  Jika ini terjadi pada Anda mungkin manajer Anda tidak terlalu banyak memberitahu tujuan perusahaan atau justru Anda dan perusahaan tidak memiliki visi yang sama.

“Jika tujuan Anda hilang, Anda pasti berhenti dari pekerjaan Anda. Oleh sebab itu, perusahaan seharusnya memberitahu meaning mereka kepada karyawan tetapnya dan juga kepada calon karyawan nantinya. Jika Anda bekerja dengan orang yang percaya dengan keyakinan yang sama dengan Anda, maka mereka akan menjadi loyal dengan Anda.” ujar Akira.

Selain kedua poin tersebut, Akira juga menyarankan untuk perusahaan agar memberikan kelonggaran kepada karyawannya untuk mendapatkan ide-ide segar, misalnya dengan berlibur. Karena jika karyawan melakukan rutinitas yang sama terus menerus, bertemu orang yang sama setiap hari, itu dapat menghambat kreativitas mereka. Ia mengatakan, “Berikan waktu untuk karyawan Anda agar keluar dari tempat yang biasanya, untuk mendapatkan ide-ide baru.”

Previous Story

Surpassing Opera, UC Browser Became the Most Popular Mobile Browser in Indonesia

Next Story

Twitter Kini Bisa Diakses Oleh Pengguna Tanpa Akun

Latest from Blog

Don't Miss

Indigo Impact Report 2021

Laporan DSInnovate: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Ekosistem Startup Indonesia

Menurut data terbaru yang dirangkum laporan e-Conomy SEA 2021, ekonomi
Jefrey Joe berbagi pengalamannya dalam membantu founder mencari dan mengeksekusi model bisnis

Mengupas Serba-Serbi Model Bisnis pada Startup

Startup tak melulu bicara soal merealisasikan ide menjadi sebuah produk.