Pada tanggal 23 April 2020, saya menerima surel dengan judul “This won’t be easy, but we will make it” dari seorang CEO startup. Isinya kurang lebih terkait pemberitahuan perpanjangan sistem kerja di rumah atau work from home dengan narasi sedemikian rupa untuk menerangkan sekaligus menenangkan para pembacanya (anggota tim). Mungkin terdengar biasa namun dampaknya cukup terasa.
Siapa yang menduga di tahun 2019 akan ada virus yang menyerang penduduk negara tirai bambu dan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Hal ini terjadi di luar prediksi para eksekutif yang sedang fokus menggali potensi perusahaan, meningkatkan revenue, membangun koneksi, dan memperjuangkan sustainability.
Ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia di awal bulan Maret 2020, kepanikan menyelimuti negeri ini beserta seluruh penghuninya. Berita negatif mendominasi. Skenario terburuk menghantui segenap bisnis di tanah air, beberapa bahkan sudah mengalaminya. Di sini, kehadiran sosok pemimpin berperan penting untuk membangun komunikasi yang baik dan menata rencana perusahaan ke depannya.
Krisis ini menempatkan para pemimpin pada situasi yang sulit. Mereka ditempa dengan masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Saat ini, banyak dari mereka yang terpaksa harus membuat keputusan dengan cepat demi mengendalikan laju pengeluaran serta mempertahankan produktivitas bisnis perusahaan.
Tidak ada buku panduan untuk mengatasi krisis yang tidak terelakkan seperti ini, namun berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi acuan para pemimpin guna bisa bertahan dan melanjutkan perjalanan bisnis di masa mendatang.
Menentukan prioritas
Sebelum menentukan prioritas, seorang pemimpin harus bisa memilah informasi dari sumber yang terpercaya. Seiring situasi yang berotasi dengan cepat, mereka juga harus bisa menentukan prioritas dengan cepat dan membuat keputusan dengan yakin. Sebuah kerangka pemikiran sederhana yang fleksibel untuk dikembangkan menjadi solusi esensial.
Ada banyak hal yang mungkin memenuhi pikiran ketika berada di dalam krisis, bagaimana menjamin keselamatan anggota tim, bagaimana hal ini akan mempengaruhi konsumer/klien, bagaimana situasi sekarang mempengaruhi rencana perusahaan ke depannya, dan banyak lagi. Hal-hal tersebut bisa diuraikan lalu diurutkan.
Beradaptasi dengan situasi
Seorang pemimpin yang bijak akan dengan cepat membaca situasi, mencari informasi, dan berani mengakui ada hal di luar sudut pandang mereka yang bisa menghasilkan solusi. Jika ada keraguan untuk menentukan apa yang harus dilakukan, paling tidak, ketahui apa hal yang tidak harus dilakukan. Berkaca pada pengalaman adalah sebuah sikap yang bijak untuk meninggalkan referensi yang sudah tidak relevan serta mulai mengatur rencana baru sesuai dengan situasi terkini.
Salah satu cara adalah mengumpulkan jaringan pemimpin lokal serta individu terkait untuk bisa bertukar pikiran dan informasi mengenai imbas dari krisis yang terjadi. Akan lebih baik jika terlahir sebuah inisiatif yang dapat digalakkan sebagai solusi atau setidaknya mengurangi beban para terdampak. All stakeholders are important.
Komunikasi sebagai kunci
Tanggung jawab seorang pemimpin tidak bisa disamakan dengan anggota tim lainnya. Tentu saja, semua punya beban masing-masing, namun semua kembali lagi pada rasa memiliki (sense of ownership). Baik pemimpin maupun anggota tim berada dalam satu bahtera yang sama dan satu-satunya cara untuk bisa terus berjalan adalah dengan bersama-sama mengerahkan usaha. Kemampuan komunikasi seorang pemimpin akan sangat ditempa dalam masa krisis ini.
Seorang pemimpin, menggunakan setiap informasi yang ada dan analisis prioritas, bisa menetapkan KPI atau metrik yang akan digunakan untuk mengukur produktivitas setiap anggota tim. Selain itu, demi keberlangsungan perusahaan serta kehidupan anggota tim, satu hal yang bisa dilakukan seorang pemimpin (mewakili perusahaan) adalah menciptakan kebijakan dan sistem kerja yang mengacu pada produktivitas dalam batas aman.
Pandangan positif
Dalam masa krisis seperti ini, tidak ada yang lebih penting dari memelihara keutuhan tim. Seorang pemimpin yang efektif akan bisa memahami kondisi serta distraksi para anggota tim, alih-alih menggurui, mereka melibatkan diri secara personal dan memotivasi. Koneksi antar anggota tim menjadi tantangan tersendiri.
CEO DailySocial Rama Mamuaya menyampaikan,” Di tengah krisis, adalah penting bagi setiap pemimpin untuk memiliki pandangan positif di masa mendatang dan meyakinkan diri sendiri dan anggota tim bahwa semua akan baik-baik saja. This won’t be easy, but we will make it.”
Pemimpin juga manusia, punya rasa punya hati. Namun, ketahuilah, sosok pemimpin yang sesungguhnya tidak mungkin berada di posisinya saat ini tanpa mengetahui tanggung jawab yang diemban serta konsekuensi yang menanti tatkala roda bisnis berputar.
Sebagai penutup, David Foster Wallace dalam bukunya Consider the Lobster menyebutkan, “The real leaders are people who help us overcome the limitations of our own individual laziness and selfishness and weakness and fear and get us to do better, harder things than we can get ourselves to do on our own.“