Tak butuh waktu begitu lama setelah berhasil mengantongi dana segar, PT Tiphone Mobile Indonesia (Tiphone) langsung menggenjot pertumbuhan bisnisnya. Dikabarkan, Tiphone saat ini tengah melirik kepemilikan penuh PT Simpatindo Multimedia (Simpatindo) yang berujung pada akuisisi 100% saham Simpatindo senilai Rp 500 miliar. Kabarnya rencana ini bakal diwujudkan di akhir tahun ini.
Menanggapi kabar ini, Presiden Komisaris Tiphone, Hengky Setiawan mengatakan, pengakuisisian penuh saham Simpatindo merupakan langkah terpadunya dalam memacu kemampuan perusahaan perihal distribusi bisnis pulsa.
“Kami berupaya untuk memperkuat jaringan distribusi kami, dari sekitar 200.000 reseller di tahun ini menjadi 300.000 reseller di tahun depan,” ujarnya seperti yang dikutip dari pemberitaan The Jakarta Globe (3/10).
Dengan nilai akuisisi yang cukup fantastis, bisa dipastikan sumber dana yang diambil berasal dari hasil pelepasan saham Tiphone kepada PT Pins Indonesia (anak usaha PT Telkom Indonesia, Tbk) sebesar 25% atau senilai mencapai lebih dari Rp 1,1 triliun. Terakhir bahkan dikabarkan pembelian saham minoritas Tiphone ini bakal berkembang hingga sebesar 30%.
Seberapa menarik sebenarnya Simpatindo bagi Tiphone? Simpatindo sendiri adalah perusahaan yang berdiri sebagai perusahaan distribusi telekomunikasi dan produk multimedia. Sebagian besar, produk yang dijualnya antara lain voucher pulsa elektronik dari beberapa operator seluler di Indonesia. Menariknya, Simpatindo ternyata juga merupakan salah satu dealer pulsa resmi dari produk seluler Telkom (Telkomsel dan Telkom Flexi).
Melihat posisi Simpatindo yang sedemikian rupa, tak ayal bisa dianalogikan jika pengakuisisian yang dilakukan Tiphone ini merupakan “jalur pembuka” bagi grup Telkom untuk semakin menggenjot kinerja bisnisnya perihal jalur distribusi pulsa, selain itu dari sini juga bisa dikombinasikan dengan peran Tiphone dalam pengadaan produk smartphone ke beberapa vendor ternama. Pembelian saham minoritas Tiphone terhadap PINS Indonesia pun sempat akan diawasi oleh KPPU terkait kemungkinan persaingan distribusi yang tidak sehat.
[ilustrasi foto: Shutterstock]
—
Artikel sidikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.