Pertumbuhan pelaku e-commerce atau penyedia layanan jual-beli online memang terus terjadi. Tidak hanya tahun ini namun setidaknya sudah dari 1-2 tahun ke belakang, namun sepertinya perkembangan dari e-commerce tahun ini akan semakin menarik dan menjadi pondasi pada babak selanjutnya dari pertumbuhan e-commerce di Indonesia termasuk di dalamnya perkembangan payment gateway.
Aswin Utomo dari AdaDiskon, dalam wawancara di DailySocial awal bulan kemarin mengatakan bahwa tahun kemarin 2010-2011 adalah tahun e-commerce dan tahun 2011-2012 adalah tahunnya payment gateway. Saya sepakat dalam beberapa sisi, setidaknya perkembangan edukasi tentang apa itu payment gateway oleh para pelaku bisnis ini juga akan memicu pertumbuhan e-commerce.
Disamping besarnya pasar yang bisa diraih, tumbuhnya berbagai pelaku bisnis, ada beberapa hal ‘mendasar’ yang saya pikir juga harus diperhatikan oleh para pelaku e-commerce, baik yang telah menerapkan segala fasilitas seperti keranjang belanja sampai dengan pembayaran secara terintegrasi atau mereka yang menjalankan proses jual-beli, promo barang di ranah online. Beberapa hal tersebut adalah kepercayaan dan perilaku konsumen.
Dari hasil DS-Research yang dipublikasikan akhir bulan kemarin, bisa dilihat juga ada beberapa faktor dominan yang bisa ditingkatkan oleh para pelaku e-commerce, salah satunya adalah ‘trust’. Tingkat kepercayaan konsumen dalam membeli barang secara online masih harus terus ditingkatkan. Trust menjadi faktor paling dominan ketika responden ditanyakan tentang apa yang bisa ditingkatkan dari layanan e-commerce. Demikian juga untuk alasan kenapa responden tidak membeli barang secara online, sebagai besar responden mengatakan isu keamanan dari situs e-commerce adalah yang paling berpengaruh kenapa mereka tidak membeli barang secara online.
Hal ini juga berhubungan dengan perilaku pembelian dan jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen dalam membeli barang secara online, dari majalah Marketeers edisi Juni 2011 disebutkan bahwa hasil riset yang mereka lakukan, barang terbesar yang dibeli secara online adalah Fashion & Apparel, Waizly Darwin Chief Operation dari Marketeers, mengatakan dalam presentasi beberapa waktu yang lalu bahwa salah satu sebab produk pakaian menjadi pilihan dalam berbelanja online adalah harga yang murah atau tidak terlalu mahal, jadi jika ada kesalahan atau kegagalan dalam proses pembelian resiko kehilangan tidak begitu besar.
Resiko yang lebih kecil berhubungan dengan tingkat kepercayaan, semakin percaya konsumen pada penyedia layanan e-commerce semakin mau mereka untuk berbelanja dengan jumlah harga yang lebih besar. Hasil DS-Research pun tidah jauh berbeda, barang yang paling banyak dibeli adalah pakaian dan sepatu, jumlah pengeluaran untuk belanja di e-commerce antara Rp. 100.000 – Rp. 500.000 adalah jumlah pengeluaran tertinggi dari responden.
Perkembangan sistem pembayaran dan semakin banyak bermunculannya pelaku e-commerce yang juga mengedukasi para konsumen dan penjual akan mendukung perkembangan e-commerce, namun beberapa hal seperti layanan dari e-commerce itu sendiri, antara lain yang berhubungan dengan keamanan belanja dari konsumen juga harus ditingkatkan dan terus dipelihara, karena perilaku pembelian konsumen tentu akan dipengaruhi atas hal ini.
Anda dapat mengunduh secara gratis DS-Research dengan topik “How Indonesia’s Youngsters Use E-Commerce” pada tautan ini.
Yop apparel market yang yummeh