Beberapa waktu yang lalu melalui sebuah pernyataan resmi, Tim OG membubarkan roster Dota 2 kedua mereka, OG Seed. Keputusan berat yang harus diambil tentu saja sudah melalui proses pertimbangan yang panjang.
Kalender turnamen hampir di seluruh dunia mengalami perubahan dan ketidakpastian seperti pada kasus penundaan The International 2020. Tidak saja gelaran pemuncak game Dota 2, turnamen dalam lingkup global lain yang sebelumnya dijalankan secara offline, terpaksa beradaptasi dengan skema regional dan online.
Adapun demikian, perihal kepemilikan multi tim dalam satu divisi esports yang sama adalah penyebab utama OG Seed dibubarkan. Sebagai contoh pembanding, tim Virtus.pro juga mempunyai tim akademi bernama VP.Prodigy. Faktanya, kedua tim akademi tersebut bisa juga berbarengan dengan tim utama mereka berkompetisi dalam gelaran WePlay! Pushka League Season 1.
Dalam pernyataan resmi tim OG disampaikan, “ketika kami mengetahui bahwa OG Seed tidak akan dapat bersaing dengan OG, kami duduk bersama dan memutuskan bahwa kami memberikan OG Seed waktu 30 hari sebelum melepaskan mereka.”
Menimbang kembali bahwa turnamen top tier Dota 2 tidak mungkin untuk diwakilkan oleh 2 tim, tim OG seolah menemukan jalan buntu. Integritas turnamen akan diragukan saat sebuah organsiasi dapat mengirimkan lebih dari satu perwakilan.
Sejak didirikan di akhir tahun 2019, catatan prestasi OG Seed bisa dibilang cukup memuaskan. Pengetahuan dan pengalaman yang sudah pernah dirasakan tim OG kemudian diturunkan kepada tim OG Seed. Keberhasilan tim OG memenangkan gelaran The International 2 kali berturut-turut bukanlah hal yang bisa disepelekan.
Berbicara lebih jauh mengenai OG Seed, capaian yang patut menjadi perhatian adalah keberhasilan tim OG Seed dalam mengalahkan tim besar sekalipun. Pada gelaran WePlay! Pushka League Season 1, OG Seed bisa tampil unggul dari tim utama mereka, OG. Tim pemenang The International 2015, Evil Geniuses juga harus merasakan kekalahan dari OG Seed pada gelaran Dota 2 Summit 12.
Selamat jalan tim OG Seed, semoga dapat menemukan tim baru dan kembali ke skena kompetitif Dota2.