Lama tidak terdengar kabar dari Scraplr serta tim yang mengembangkan aplikasi ini, Fares dan Tata. Scraplr sendiri merupakan salah satu aplikasi yang mendapatkan banyak perhatian, baik dari sisi desain maupun teknologi dan menjadi salah satu startup lokal yang berkesempatan meluncurkan produknya di program Launchpad di Echelon 2010.
Kini kabar baru yang sangat segar datang dari duo pengembang asal Bandung, mereka resmi bergabung dengan East Ventures, mendapatkan investasi dan siap mengembangkan Scraplr ke babak selanjutnya dengan mengembangkan produk baru, yang harus saya bilang lebih keren serta memiliki pangsa pasar yang lebih jelas dan lebih besar dari aplikasi Scraplr sebelumnya.
Aplikasi Scraplr (GTD) yang lama akan ditinggalkan dan akan ‘berevolusi’ menjadi aplikasi social media analytic, yang bisa jadi merupakan aplikasi pertama untuk social media analytic di Indonesia. Aplikasi ini masih dalam taraf pengembangan dan diperkirakan akan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Meski masih banyak perkembangan yang bisa terjadi, termasuk dari pemilihan nama, apakah akan tetap menggunakan Scraplr atau tidak (bisa dilihat di screenshot, nama aplikasi ini masih ‘untitled.app’), namun beberapa hari yang lalu saya diperkenankan untuk melihat dan mendapatkan penjelasan secara singkat tentang aplikasi ini.
Seperti yang dijelaskan oleh Fares, sebagai social media analytic, aplikasi ini pada intinya akan dimaksudkan untuk membantu para pemilik brand untuk memantau respon publik terhadap “online presence” mereka di jejaring sosial, juga untuk membantu para social media manager, antara lain dalam menjalankan tugasnya untuk memantau serta menjalankan program yang berhubungan dengan media sosial dari suatu perusahaan atau merek tertentu.
Sebagai awal, akan ada dua layanan media sosial yang akan dijadikan sumber dalam mengolah data untuk aplikasi mereka, yaitu Twitter dan Facebook, nantinya pengguna personal, pemilik merek atau manajer media sosial bisa menggunakan aplikasi ini untuk memantau online presence, kegiatan mereka, kampanye, kata kunci dan berbagai kegiatan lain yang mereka lakukan di Twitter dan Facebook. Dari berbagai konten yang dibagikan di media sosial ini nantinya akan kembali diambil datanya untuk kemudian dipresentasikan dalam tampilan berupa penjelasan, angka serta grafik.
Ada beberapa alasan kenapa aplikasi ini saya rasa bisa menjadi lebih baik, bukan berarti Scraplr yang sekarang lebih buruk, namun melihat peluang pasar yang bisa diambil, aplikasi ini bisa memiliki peluang adaptasi pengguna yang lebih besar.
Aplikasi GTD berbasis web masih belum banyak digunakan, setidaknya untuk pengguna lokal, mereka sepertinya lebih memilih aplikasi GTD versi dekstop, kalau untuk pengguna luar sudah banyak aplikasi sejenis dan peminatnya pun banyak, lain halnya dengan aplikasi baru dari tim Scraplr yang bermain di segmen social media, aplikasi ini bisa memberikan peluang pasar yang lebih besar, baik itu di tingkat lokal maupun international.
Penggunaan Twitter dan Facebook di Indonesia terus bertumbuh, termasuk dari pertumbuhan penggunaan media sosial oleh pemilik merek, baik itu untuk program promosi atau melakukan engagement dengan para konsumen mereka atau program lain.
Kehadiran Twitter dan Facebook memberikan peluang baru dalam menciptakan keterikatan atas sebuah merek dan program yang diadakan oleh pemilik merek dengan pengguna atau konsumen mereka, dan sampai saat ini, setahu saya belum ada aplikasi ‘umum’ bukan internal buatan lokal, yang bisa digunakan dalam membantu para pemilik merek ini dalam menggunakan media sosial, minimal Twitter dan Facebook dengan lebih baik, termasuk didalamnya tersedia alat pengukuran statistik.
Belum banyak yang bisa diberi tanggapan memang, saya sendiri memberi tanggapan atas aplikasi ini lebih pada ide, konsep serta prototype, tentunya kita tetap harus melihat eksekusi dari aplikasi yang dikembangkan tim dari Scraplr ini dan menggunakan secara langsung setelah aplikasi ini rilis untuk publik, tim Scraplr sendiri masih menggunakan beberapa ide dari Scraplr termasuk desain ikon dan efek UI yang sama dengan Scraplr, namun tentu dengan pengembangan tambahan termasuk dari pengembangan teknologinya, karena aplikasi yang baru ini benar-benar berbeda dengan yang sebelumnya.
Terus terang saya sendiri tidak sabar untuk menggunakan aplikasi terbaru dari tim Scraplr, salah satunya dikarenakan kebutuhan untuk menggunakan aplikasi yang bisa mengukur kegiatan serta kehadiran pengguna media sosial, minimal Twitter dan Facebook.
Untuk melihat tangapan atas aplikasi ini, minimal dari desain, ikon serta layout yang ada, bisa dilihat pada akun Dribbble Fares pada tautan ini dan ini.
pertamax..! haha.. 😀
first of all, i must tip my hat off and congratulate the guys at scraplr, fares and tata..
a job well done! like i said on fares’ linkedin profile, if anybody could put this nation on the web 2.0 map, it would be these guys. i stand by my words.
makan2..! :))
they have a very-very good taste in usability and user-centered design. Kudos!
Tanpa Daily Social, Scraplr ga akan sampai sejauh ini. Terima kasih untuk dukungan tanpa henti dari Rama dan Wiku 🙂
kok blom apa2 kok udah pindah haluan aja.. scraplr-nya aja blom sempet nyobain gw..
Sebetulnya dah apa – apa sih 🙂 cuma aja Scraplr telat dikenal di Indonesia.
Great web app! Salut ka urang Bandung mah 🙂 Hopefully you can share your experience someday in term of getting investment and deal with the investors.
bro, bukannya lu terlibat di design-nya? CMIIW
kagak brow… app gw kan baru Gamelan doang 😛
scraplr ini juga salah satu penggagas ide awal pendirian fowab. klo tata, gw kenal dr 14 thn lalu, temen kuliah.. 🙂
Great.. satu lagi startup lokal yang mempunyai differentsiasi yang berbeda. Namun semoga saja bisa ‘mengalahkan ‘ kualitas Omniture ataupun brandtology 🙂
Terima kasih dukungannya. Tujuan jangka pendek kita, aplikasinya bisa berguna dulu buat mereka yang memanfaatkan social media di Indonesia.
Hatur nuhun kang Andri, Kalau kita bisa dan ada kesempatan, pasti kita share 🙂
kata teman saya, a great product will market itself 🙂 gak sabar untuk nyoba nih…
Saya dan 6 orang Tim dari ITB juga mengembangkan hal yang sama, namanya Katapedia.com. Presentasi fitur2nya bisa dilihat di: http://www.slideshare.net/deddyrahman/katapedia-indonesian-social-media-monitoring-tools-newÂ