Hardware dan software yang semakin canggih memungkinkan teknologi kendali berbasis gerakan diterapkan pada produk konsumen. Wii, PlayStation Move dan Microsoft Kinect ialah beberapa contohnya. Perangkat seperti Kinect bahkan tak hanya dipakai di ranah hiburan. Peneliti di Google dan MIT bahkan turut memanfaatkannya untuk membantu pengembangan robot.
Hal tersebut menunjukkan pada kita krusialnya sistem kendali motion di ranah robotik. Dan belum lama ini, para peneliti sukses meraih satu pencapaian penting. Tim Robotics Institute di Carnegie Mellon University berhasil mengajarkan komputer sehingga sistem bisa membaca gerakan serta bahasa tubuh manusia, baik secara langsung maupun dari video. Hebatnya lagi, komputer dapat mendeteksi bagian-bagian terkecil di badan – seperti jari.
Yaser Sheikh selaku associate professor Carnegie Mellon menjelaskan bahwa sistem pelacak gerakan canggih ini membuka cara interaksi baru antara mesin dengan manusia, dan mesin dengan lingkungan di sekitarnya. Berkat kemampuan mengenal pose tangan, user bisa menggunakan komputer secara lebih natural. Bayangkan saja jika PC dapat mengetahui objek atau icon yang Anda tunjuk.
Pengembangan teknologi ini dibantu oleh Panoptic Studio, sebuah struktur berbentuk kubah setinggi dua lantai berisi 500 kamera. Luar biasanya, inkarnasi terbaru dari sistem itu dapat digunakan oleh siapa saja, dengan memanfaatkan satu laptop dan sebuah kamera. Melalui setup tersebut, komputer bisa melakukan tugas-tugas sulit, misalnya memantau anggota tim sepak bola atau membuat mobil driverless mengetahui kapan ada pejalan kaki yang mau menyeberang.
Dan dengan mampu memahami perilaku manusia, komputer dapat membantu ahli medis menyelamatkan jiwa. Misalnya lewat diagnosis awal autisme, dyslexia dan depresi, serta membantu mereka di tahap rehabilitasi. Lalu di bidang olahraga, kemampuan ini memungkinkan komputer melacak posisi pemain di arena sembari mempelajari postur kaki, tangan dan kepala buat dipelajari lebih lanjut.
Demi mendorong dilakukannya lebih banyak riset dan penerapan praktis, peneliti Carnegie Mellon telah melepas kode OpenPose. Kode tersebut kabarnya sudah mulai dimanfaatkan oleh tim ilmuwan lain dan ada lebih dari 20 perusahaan komersial juga menyampaikan ketertarikan mereka untuk melisensi teknologi ini, termasuk sejumlah perusahaan otomotif.
Rencananya, Yaser Sheikh dan tim akan mempresentasikan hasil uji coba sistem pendeteksi hand-pose and multiperson mereka di ajang CVPR (Computer Vision and Pattern Recognition Conference) 2017 yang akan dilangsungkan pada tanggal 21 sampai 26 Juli nanti di Honolulu, Hawaii.
Sumber: Carnegie Mellon University.