Dark
Light

Tiga Divisi dalam Startup yang Dapat Dijalankan secara “Outsource”

2 mins read
January 6, 2020
Tips Outsourcing Pekerja Startup
Outsourcing dapat menjadikan founder fokus pada hal-hal yang memiliki dampak bisnis lebih signifikan / Pixabay

Dalam dunia startup yang kompetitif, founder harus tetap fokus pada pengembangan bisnis tanpa diganggu hal lain. Di fase awal pada saat merintis, jumlah dana dan staf sering kali terbatas, sementara banyak tugas yang harus dikerjakan. Sebagian besar founder mencoba mengatasinya sendiri agar menghemat uang dan waktu.

Seperti pisau bermata dua. Mengambil terlalu banyak pekerjaan, dapat mengorbankan kualitas dan akurasi. Solusi alternatifnya adalah dengan outsourcing, menghubungkan startupnya dengan tim ahli yang punya pengetahuan dan keterampilan untuk mengemban tugas tersebut.

Pasalnya, startup dihantui dengan kenyataan pahit bahwa 90 persen bisnis baru pasti gagal. 46 persen penyebabnya karena kurangnya modal. Memantau pos anggaran bisnis adalah suatu keharusan ketika memulai bisnis baru. Berinvestasi untuk layanan yang tidak menghasilkan ROI (return of investment) signifikan adalah resep kegagalan.

Outsourcing dapat menjadi solusi karena mengurangi hingga 60 persen biaya. Di samping itu, founder bisa merasakan langsung manfaat dari outsourcing karena mereka bisa lebih produktif. Inilah alasan mendasar mengapa startup perlu outsourcing.

Pertanyaan berikutnya adalah kapan tepatnya Anda butuh outsourcing? Jawabannya tergantung pada tujuan bisnis dari startup. Sebab apapun tugas yang Anda putuskan untuk di-outsource, Anda harus tetap ambil langkah strategis, cermat dengan keterampilan perusahaan.

Pada umumnya, ada tiga bagian yang bisa di-outsource-kan dalam tiap perusahaan. Yakni, bagian administrasi, layanan IT, dan penggajian. Berikut penjelasannya.

Bagian administrasi

Mengalihkan tugas administratif artinya Anda melewati tanggung jawab untuk mencatat dan menjawab email kepada pekerja outsourcing. Penjadwalan penting, seperti jam kerja dan rapat karyawan dapat di-outsourcing-kan, ini akan sangat bermanfaat bila Anda belum memiliki departemen SDM.

Ketika Anda dan tim mulai bekerja pada proyek-proyek mendesak, Anda bisa memastikan kepada tim outsourcing untuk tetap tidak melewatkan pencatatan penting agar perusahaan tetap terorganisir. Di saat yang sama, Anda bisa berkomunikasi dengan klien, calon mitra bisnis, dan investor.

Di Indonesia ada banyak startup yang menangani solusi tersebut, di antaranya GreatDay HR, Sleekr, Jojonomic, dan Gadjian.

Layanan IT

Tetap memiliki produk yang relevan di pasar merupakan sesuatu yang dibutuhkan, sekaligus jadi tantangan karena produk berbasis teknologi dituntut untuk selalu berkembang agar dapat menarik lebih banyak pengguna. Jika Anda butuh terlalu lama untuk merilis suatu produk, kemungkinan besar layanan Anda cepat usang, atau kompetitor lebih dahulu masuk dengan solusi serupa.

Mengalihkan produk teknologi Anda ke tech provider menjadi salah satu opsi untuk tetap membuat perusahaan Anda tetap kompetitif. Yang membuat tech provider menonjol adalah mereka menekankan pada teknologi mutakhir yang siap mendukung kualitas produk Anda. Dengan demikian, ekspektasi pengguna semakin tinggi.

Tim IT in-house dapat mengalihkan fokusnya pada inovasi sembari menjaga kualitas produk yang dihasilkan tim outsourcing dengan merekrut developer khusus dan quality assurance. Perluasan tim ini punya peran penting dalam keberhasilan suatu proyek.

Developer khusus punya pengetahuan tentang teknologi terbaru dan dapat mengerjakan tugas yang kompleks tanpa gangguan ketika masuk dalam tim tambahan. Memungkinkan mereka untuk bekerja secara kreatif dan berkontribusi pada produk yang lebih inovatif.

Sementara, project manager tahu bahwa kualitas sangat penting selama pengembangan. Tim mereka sering kali terlalu sibuk dengan tugas-tugas lain untuk fokus pada jaminan kualitas. QA punya tugas memastikan kualitas, produk perusahaan Anda memiliki keunggulan kompetitif di pasar karena fungsi dan keamanannya.

Startup dengan layanan seperti ini di Indonesia, bisa tengok dari Qiscus. Startup ini spesialisasi membuat produk chat untuk meningkatkan engagement dengan konsumen. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan produk Qiscus adalah Bukalapak.

Penggajian

Apabila founder kurang paham dengan penghitungan gaji dan kelola keuangan perusahaan, startup ia bangun dalam waktu singkat akan gulung tikar. Outsourcing payroll melindungi Anda dan staf karena memberikan akurasi tinggi untuk mencegah pelanggaran hukum dan membayar gaji karyawan dengan sesuai.

Secara bottom line, founder startup harus bisa didorong untuk hemat dalam mengembangkan bisnis dan tetap menjangkau konsumen di pasar yang kompetitif. Untuk memastikan itu semua, Anda harus bisa menghindari kesalahan kritis yang dapat merusak reputasi brand, maka outsourcing payroll adalah cara yang harus di tempuh.

Di Indonesia sendiri, startup SaaS yang menyediakan layanan seperti ini bisa dikatakan cukup banyak. Di antaranya ada Mekari yang menggabungkan solusi untuk kelola urusan HR, akuntansi, dan perpajakan. Mekari punya empat layanan berbeda dan saling melengkapi, yakni Talenta, Sleekr, Jurnal, dan Klikpajak.

Pemain lainnya Gadjian, Jurnal, Paper.id, dan OnlinePajak.

Previous Story

Faker Dapat Tawaran untuk Bebas Tentukan Gajinya Sendiri

Next Story

Lenovo Legion Jadi Sponsor Apex Legends Global Series

Latest from Blog

Don't Miss

Indigo Impact Report 2021

Laporan DSInnovate: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Ekosistem Startup Indonesia

Menurut data terbaru yang dirangkum laporan e-Conomy SEA 2021, ekonomi
Jefrey Joe berbagi pengalamannya dalam membantu founder mencari dan mengeksekusi model bisnis

Mengupas Serba-Serbi Model Bisnis pada Startup

Startup tak melulu bicara soal merealisasikan ide menjadi sebuah produk.