22 March 2022

by Glenn Kaonang

The Witcher 4 Sedang Digarap Menggunakan Unreal Engine 5

CD Projekt Red secara resmi mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan game baru The Witcher dengan Unreal Engine 5

Hampir enam tahun setelah merilis expansion kedua dan terakhir untuk The Witcher 3, CD Projekt Red akhirnya secara resmi mengumumkan bahwa mereka tengah mengerjakan game The Witcher yang berikutnya.

Buat yang kurang familier, The Witcher merupakan seri video game yang berhasil melambungkan reputasi CD Projekt Red sampai ke titik sekarang. Game pertamanya, The Witcher, dirilis pada tahun 2007. Empat tahun setelahnya, sekuelnya yang berjudul The Witcher 2: Assassins of Kings menyusul. Lalu di tahun 2015, CD Projekt Red merilis The Witcher 3: Wild Hunt yang menuai sukses besar.

Dalam pengumuman resminya, CD Projekt Red mengatakan bahwa The Witcher 4 (kita anggap saja begitu untuk sementara) akan "memulai kisah baru" untuk franchise The Witcher, mengindikasikan kalau game-nya tidak akan lagi menceritakan kisah Geralt of Rivia, sang protagonis utama di tiga game The Witcher sebelumnya. Pengumuman tersebut juga disertai sebuah gambar yang menunjukkan medalion sebuah witcher school (istilah lain clan dalam franchise The Witcher) yang sedang tertutup salju.

Meski gambarnya tidak kelihatan terlalu jelas, namun bisa dipastikan ini bukan medalion School of the Wolf (clan Geralt), dan itu semakin menunjukkan ketertarikan CD Projekt Red untuk memperkenalkan protagonis baru. Kalau mau asal menebak, kemungkinan ini adalah medalion School of the Lynx, terutama jika melihat bagian telinganya. Saya bilang asal karena School of the Lynx tidak lebih dari sebatas fan fiction.

Apakah ini medalion School of the Lynx? Pastinya bukan School of the Wolf / CD Projekt Red

Menariknya, The Witcher 4 tidak akan dikerjakan menggunakan REDengine, game engine rancangan CD Projekt Red yang dipakai pertama kali untuk mengembangkan The Witcher 2, dan yang masih terus digunakan sampai sekarang di Cyberpunk 2077. Sebagai gantinya, CD Projekt Red justru memilih untuk menggunakan Unreal Engine 5.

Keputusan ini sekaligus mengawali kemitraan strategis antara CD Projekt Red dan Epic Games selama beberapa tahun ke depan. Dijelaskan bahwa kemitraan ini tak hanya mencakup licensing, melainkan juga pengembangan teknis dari Unreal Engine 5 dan versi-versi berikutnya. Singkat cerita, kedua perusahaan akan berkolaborasi secara erat dengan tujuan utama untuk mengoptimalkan Unreal Engine buat permainan open-world.

Keputusan CD Projekt Red memilih Unreal Engine 5 untuk The Witcher 4 menurut saya bisa diartikan menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk. Kabar baik karena ini artinya mereka jadi bisa lebih banyak berfokus pada aspek kreatif pengembangan game. Kabar buruk karena ada potensi The Witcher 4 jadi kurang mod-friendly.

Bagi yang tidak tahu, The Witcher 3 punya komunitas modding yang masih cukup aktif hingga sekarang, dan modding support kerap menjadi salah satu alasan utama di balik panjangnya 'umur' suatu game. Dengan beralih ke engine baru, ada kemungkinan modding support di The Witcher 4 jadi tidak seekstensif game sebelumnya. Lebih lanjut, sejauh ini memang terbukti cuma sedikit game yang dikerjakan dengan Unreal Engine yang tergolong mod-friendly. Contoh terbaik yang bisa saya temukan cuma Borderlands 2 dan Borderlands 3. Semoga saja CD Projekt Red bisa membuktikan bahwa saya salah.

Terlepas dari itu, kabar mengenai game The Witcher anyar tentu bakal sangat menggembirakan bagi para penggemar setia franchise game ini. CD Projekt Red sejauh ini sama sekali belum memberikan informasi soal jadwal rilisnya. Sebagai seseorang yang sudah menghabiskan ratusan jam di The Witcher 3, saya cuma bisa berharap mereka tidak terburu-buru dan kembali mengulangi kesalahannya di Cyberpunk 2077.