Lewat Powerwall dan Powerpack, Tesla perlahan mewujudkan visinya akan sebuah ekosistem energi terbaharukan yang praktis sekaligus ramah lingkungan. Sejak awal mengembangkannya, Elon Musk selaku CEO Tesla sudah punya wacana untuk menyandingkan Powerwall dengan panel surya.
Kebetulan sekali, Elon Musk merupakan direktur dari perusahaan ahli instalasi panel surya bernama SolarCity yang didirikan oleh sepupu beliau, Lyndon Rive. Kemitraan unik ini tidak disia-siakan begitu saja; bersama SolarCity, Tesla mengembangkan produk terbarunya yang dijuluki Tesla Solar Roof.
Solar Roof pada dasarnya merupakan kumpulan panel surya yang menyamar menjadi atap tradisional. Dilihat dari dekat maupun jauh, Anda pasti kesulitan membedakannya dengan atap tradisional. Agar penyamarannya semakin sukses, Tesla pun berencana menawarkan empat gaya yang berbeda, termasuk yang berkontur dan bertekstur.
Di dalam masing-masing bagian Solar Roof, bernaung sel panel surya berefisiensi tinggi yang baru bisa kelihatan jika Anda mengamatinya dari atas. Lapisan terluarnya sendiri merupakan material quartz yang diklaim lebih tangguh ketimbang atap genting.
Mendampingi Solar Roof adalah Powerwall 2 yang memiliki desain baru. Wujudnya kini jauh lebih minimalis dari sebelumnya, tapi masih bisa menyimpan energi listrik sebesar 14 kWh – cukup untuk menyuplai daya rumah empat kamar seharian. Harganya sendiri ditawarkan $5.500 per unit.
Powerwall 2 merupakan pasangan yang pas buat Solar Roof, mengingat ia dapat menyimpan akumulasi sisa energi listrik yang dihasilkan panel surya tersebut di pagi sampai siang hari, untuk kemudian dikonsumsi di kala petang – termasuk untuk mengisi ulang baterai mobil Tesla.
Misi Tesla lewat Solar Roof adalah membuat panel surya jadi semenarik revolusi mobil elektrik yang mereka mulai. Pun demikian, Tesla sejauh ini masih belum berani mengungkapkan harga dan ketersediaan Solar Roof, termasuk detail mengenai proses instalasinya nanti.