Meskipun tak terlihat signifikan, startup yang mengkhususkan diri di segmen Business-to-Busniess (B2B) di Indonesia mulai bertumbuh. Berbagai produk dan inovasi unik untuk segmen B2B terus dilahirkan dari tangan anak bangsa, salah satunya Tenderind. Tenderind merupakan sebuah platform online yang menyediakan informasi proyek B2B secara eksklusif dari berbagai perusahaan lokal maupun perusahaan asing.
Informasi yang disuguhkan tidak membatasi dari tipe dan jenis perusahaan. Mulai dari industri manufaktur, supplier, distributor, eksportir, importir, konsultan, kontraktor, dan berbagai macam jenis bisnis lainnya terangkum dalam Tenderind.
Selain tidak memiliki batasan tipe bisnis yang menjadi konten di dalamnya, portal ini juga menargetkan audience dari perusahaan di berbagai skala bisnis, mulai dari perusahaan kecil hingga korporasi besar. Dengan harapan portal ini dapat menjadi alat penghubung serta menyediakan alat yang pas bagi bisnis untuk bertumbuh.
Bermodal Pengalaman di Silicon Valley Ternderind Dilahirkan
Eric Sugianto selaku penemu konsep dan pendiri Tenderind menceritakan bahwa Tenderind lahir dari insiatif sebuah digital agency lokal yang bernama Coencept, yang juga didirikan oleh Eric. Inspirasi pengembangan Tenderind didasarkan pada banyaknya masalah di sistem tender Indonesia. Selain tidak berstandar dan tidak terpusat, sistem tender Indonesia juga dinilai masih memiliki keterbatasan infrastruktur guna mendukung bisnis-bisnis kecil untuk bertumbuh.
Sebelumnya Eric juga pernah mencicipi berinovasi bersama startup-startup di Silicon Valey. Dan pada tahun 2014, ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan memulai bisnis agency-nya sendiri. Pengetahuan tentang bisnis digital agency bukanlah hal yang asing lagi bagi Eric, pasalnya ia merupakan salah satu alumni dari dari Creative Circus, sekolah advertising yang cukup ternama di Negeri Paman Sam.
Startup B2B di Indonesia
Perkembangan pasar B2B di Indonesia memang masih dibilang sangat tradisional dan lamban. Eric secara tegas mengatakan bahwa faktor utamanya adalah di sektor infrastruktur dan teknologi. Sementara pemerintah sampai saat ini juga masih kurang memberikan fokus lebih terhadap dua sektor tersebut.
Bercerita tentang kendala yang dihadapi dalam merangkul pangsa pasar B2B di Indonesia Eric mengatakan, “Banyak sekali kendala yang sering kami temui di pasar B2B Indonesia. Mulai dari user dan target market yang non tech-savvy, sumber daya manusia yang masih belum siap, berbagai hal yang kaitannya dengan legal dan masih banyak lagi.”
Meski tantangan yang dihadapi tidak mudah, Tenderind memiliki visi dan rasa optimis bahwa pasar B2B Indonesia akan terus berkembang.
“Seperti Tiongkok yang mempunyai Alibaba, kami ingin Tenderind dapat menjadi platform B2B yang dapat diandalkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan bisnis mereka. Kami juga ingin memacu perusahaan-perusahaan Indonesia untuk menjadi lebih kompetitif, karena kami percaya jika inovasi akan terlahir dari adanya kompetisi,” ujar Eric kepada DailySocial saat menceritakan visi Tenderind.
Saat ini tim Tenderind masih terus menggodok divisi legal. Tenderind ingin membangun sebuah sistem yang dapat memverifikasi setiap perusahaan yang tergabung di dalamnya. Sehingga bisa lebih meyakinkan kepada publik bahwa perusahaan yang terdaftar di Tenderind adalah terpercaya dan memiliki perijinan yang legal.