Tencent Pecat Sejumlah Karyawan Gaming dan Fintech Terkait Performa Buruk di Kuartal 1

Pandemi COVID dan regulasi yang kian ketat mengkhawatirkan buat para pekerja industri game di Tiongkok.

Tencent Holding dilaporkan melepas sejumlah karyawan dari divisi gaming dan fintech mereka di tengah PHK massal yang terjadi bulan Maret lalu.

Performa bisnis Tencent sendiri memang dilaporkan melemah karena regulasi pemerintah Tiongkok dan pandemi yang masih berkepanjangan imbasnya di sana.

Para karyawan yang berada di bawah Interactive Entertainment Group (IEG), yang kabarnya mencakup hampir 10% dari total karyawan Tencent, ini dilepas akibat buntut dari konsekuensi regulasi pemerintah Tiongkok yang kian ketat ke raksasa-raksasa industri gaming.

Pemerintah Tiongkok akhirnya mengizinkan kembali rilisnya berbagai game di sana, setelah hampir setahun menahan perizinannya. Namun, dari 45 game yang diizinkan rilis kala itu, tidak ada satu pun game dari Tencent ataupun NetEase.

Selain itu, pemerintah Tiongkok juga masih memberlakukan kebijakan karantina ketat di sejumlah kota di Tiongkok seperti Shanghai -- yang jadi kota dengan sumbangan GDP (Gross Domestic Product) terbesar untuk Tiongkok.

Pekan lalu, Tencent sendiri melaporkan performa yang kurang baik di kuartal pertama tahun ini. Keuntungan bersih mereka bahkan turun sampai dengan 51% dibanding tahun sebelumnya, jadi $3,46 miliar.

Pendapatan Tencent yang mencapai 135 miliar Yuan adalah pertumbuhan terlambat sejak perusahaan ini IPO (Initial Public Offering) di 2004. Tencent pun mengatakan jika penyebab penurunan performa mereka datang dari pandemi dan pengetatan regulasi di sektor teknologi, yang berimbas pada menurunnya pendapatan dari industri iklan dan game.

Kondisi industri gaming yang sedang dalam masa sulit di Tiongkok juga ternyata diiringi dengan industri streaming yang kian ketat. Para pengguna yang belum berusia 18 tahun di Tiongkok harus mendapatkan izin dari orang tua atau wali untuk bisa memberikan donasi ke streamer. Para streamer juga tidak boleh lagi siaran di atas jam 10 malam.

Pada pertengahan April lalu, National Radio and Television Administration (NRTA) di Tiongkok juga memperketat regulasi tentang siaran konten game di platform streaming.

“Kemunculan isu sosial seperti kecanduan game di kalangan remaja dan kekacauan dalam siaran live telah menarik perhatian masyarakat. Pemerintah harus mengambil langkah efektif untuk mengatasi masalah tersebut,” kata NRTA, dikutip dari SMCP.

Feature image: SMCP