The Information menuliskan [berbayar] bahwa raksasa teknologi Tiongkok Tencent berminat untuk berinvestasi di startup on-demand Indonesia Go-Jek. Go-Jek yang secara resmi menjadi unicorn ketika mendapatkan pendanaan $550 juta di bulan Agustus dan kini memiliki valuasi $1.3 miliar. Kawasan Asia Tenggara menjadi pertarungan keras antara para raksasa, yaitu Uber, Grab, dan Go-Jek.
Tencent sendiri tidak asing dengan bisnis ride hailing. Sebelumnya perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini sudah berinvestasi di Didi Chuxing dan Lyft. Masuknya Tencent, jika investasi ini direalisasikan, bakal mendukung usaha Go-Jek meningkatkan jumlah engineer, terutama dari India, untuk memperkuat layanan pembayaran Go-Pay.
Tencent sendiri merupakan pemilik platform messaging populer WeChat yang juga memiliki layanan pembayaran sendiri yang digandrungi di Tiongkok. Meskipun belum memiliki tingkat popularitas serupa di Indonesia, expertise WeChat bisa menjadi acuan bagaimana Go-Pay dikembangkan.
Di Indonesia sendiri Go-Jek terus bersaing ketat dengan dua kompetitornya untuk merebut pasar. Persaingan ini membuat mereka tak segan-segan “membakar” uang dan ini yang membuat perusahaan terus mencari pendanaan dalam jumlah besar.
Go-Jek sendiri baru saja meresmikan layanan loyalitas Go-Points untuk mendorong konsumen menggunakan platform pembayaran Go-Pay. Kami berpendapat Go-Pay, yang secara reguler mulai sering digunakan masyarakat, bisa menjadi jawara mobile wallet di Indonesia.