Keluarga Keith Shepherd dan Natalia Luckyanova mungkin menjadi potret yang ideal di era teknologi sekarang ini. Pasangan suami-istri yang tinggal di Washington DC tersebut sejak 2008 bahu membahu membentuk startup Imangi Studios. Tujuannya sederhana: membuat game kecil yang menyenangkan dan dinikmati semua orang. Tahun 2011 mereka menuai hasil. Game Temple Run yang dibuatnya telah diunduh lebih dari 170 juta kali. Kesuksesan Temple Run memacunya untuk mengembangkan sekuel game yang lebih menantang. Hanya dalam waktu 13 hari sejak dirilis, Temple Run 2 berhasil memecahkan rekor telah diunduh lebih dari 50 juta kali.
Rekor tersebut membuat Temple 2 menjadi game dengan pertumbuhan tercepat sepanjang masa. Menumbangkan rekor sebelumnya yang diraih oleh Angry Birds Space pada April 2012 dengan 50 juta download dalam 35 kali. Game Temple Run 2 pertama kali dirilis pada pada 17 Januari 2013 di platform iOs. Hanya kurang dari 24 jam yang mengunduh sudah
lebih dari 6 juta dan 4 hari kemudian bertambah menjadi 20 juta. Begitupun dengan versi di Android yang dipasarkan di Google Play Store dan Amazon Marketplace, langsung meroket di puncak tangga.
Kesuksesan Temple Run membuat Imangi Studio memperluas cakupan bisnisnya. Mereka membuat merchandise pakaian JEM Sportswear dan meluncurkan komik digital dengan Ape Entertainment. Selain itu juga melakukan kemitraan lisensi dengan Spin Master untuk permainan kartu dan papan. Bahkan studio animasi terkemuka Disney juga tertarik
melakukan kerjasama dengan meluncurkan game Temple Run: Brave, yang merupakan kombinasi film Brave dengan game Temple Run.
Imangi Studio kini semakin diperhitungkan di kancah industri game. New York Times bahkan mencatat satu game Temple Run saja popularitasnya melebihi semua game smartphone dari Zynga. Dan yang tak kalah mengejutkan adalah, bagaimana perusahaan dengan produk yang telah populer di tingkat dunia ini timnya hanya tiga orang, yaitu Keith, Natalia dan satu orang staff Kiril Tchangov yang bertindak sebagai artist.
Kepada New York Times, Natalia mengatakan bahwa mendaki ke puncak kesuksesan merupakan tantangan. Temple Run adalah game kedelapan yang dibuatnya. Tujuh title game yang dibuat sebelumnya jauh dari kata sukses. Dan dengan 600 ribu aplikasi yang menyesaki App Store, semakin sulit bagi pembuat software untuk mendapat perhatian.
Game Temple Run, meskipun sangat bagus dan adiktif, tidak langsung meledak. Awalnya dijual $1 dan sempat laris, tetapi kemudian kehilangan pesonanya. Melihat gelagat itu, perusahaan kemudian membuat gamenya menjadi gratis dan mempromosikan di FreeApp a Day. Dari sinilah, game dengan cepat meraih popularitas. Tapi mereka tak tinggal diam. Game terus diperbaiki dengan update reguler, karena ini dianggap cara efektif agar tetap populer di App Store. Strategi ini juga yang dilakukan oleh produsen game terkemuka lainnya, termasuk Rovio Mobile yang terkenal dengan Angry Birds. Saat ini sudah banyak game developer lokal yang karyanya tak kalah bagus. Semoga saja The Next Angry Birds & Temple Run berasal dari tangan kreatif anak bangsa.