Konsep yang ditawarkan virtual reality adalah bagaimana Anda bisa dibawa ‘masuk’ ke dalam realita baru tanpa harus mengandalkan gadget khayalan macam mesin waktu atau teleportasi. Untuk mencapainya, yang perlu dirangsang bukan cuma indera penglihatan, tetapi juga pendengaran.
Sederhananya, video 360 derajat saja masih belum cukup immersive untuk membuat Anda merasa sedang berada di dalam realita baru. Suara yang dihasilkan juga harus bisa menyerupai pengalaman kita di dunia nyata; kalau video menunjukkan seorang pianis sedang akrobat jari di sisi kiri Anda, suaranya juga harus terdengar dari sebelah kiri pula.
Berkaca pada pemahaman ini, Google merancang sebuah proyek open-source baru bernama Omnitone. Omnitone pada dasarnya memanfaatkan teknik ambisonics untuk menciptakan suara surround yang ‘menyelimuti’ pendengar secara 360 derajat, atau yang dikenal dengan istilah 3D audio. Tujuannya sekali lagi adalah untuk memberikan pengalaman audio serealistis mungkin.
Menariknya, Omnitone dirancang agar kompatibel dengan konten VR berbasis web. Dan karena ia bersifat open source, developer dari pihak mana saja bisa memanfaatkannya untuk menciptakan konten VR yang immersive secara visual sekaligus aural.
Kalau Anda masih bingung bagaimana cara kerja Omnitone, Google sudah menyiapkan dua video demonstrasi yang bisa Anda coba langsung menggunakan browser di komputer dan sebuah headphone – tidak perlu memakai VR headset atau headphone surround, headphone standar saja sudah bisa menunjukkan efek ‘sihir’-nya.