Ketika Apple meluncurkan iPhone 7 di bulan September 2016, banyak yang mengkritisi keputusan mereka meniadakan jack headphone. Apple beralasan kompromi ini harus diambil demi menghemat ruang yang tersedia dalam sasis ponsel, sehingga dapat dipakai untuk komponen yang lebih berguna, seperti misalnya baterai yang lebih besar.
Dari tahun ke tahun, pabrikan smartphone pada dasarnya terus mencari cara untuk menghemat ruang pada produk buatannya. Evolusi kartu SIM menjadi Micro SIM lalu Nano SIM adalah salah satu bentuk upaya ini. Belakangan, smartphone seperti Google Pixel 2 malah mulai menggunakan chip eSIM untuk menghemat ruang lebih banyak lagi.
Meskipun sudah sangat kecil, Nano SIM pada kenyataannya masih memakan ruang sebesar 12,3 x 8,8 mm. Dengan eSIM, angkanya turun drastis menjadi 6 x 5 mm. Akankah ini menjadi bentuk evolusi terakhirnya? Kemungkinan tidak, sebab baru-baru ini ada inisiatif lain yang diajukan oleh desainer arsitektur chipset mobile, ARM.
Mereka merancang sebuah komponen terintegrasi bernama iSIM. Berbeda dengan eSIM yang berupa chip sendiri, iSIM tertanam pada chip yang sama tempat prosesor bernaung. ARM bilang bahwa ukurannya hanya “sepersekian milimeter persegi”, dan ongkos produksinya diyakini tidak sampai 10 sen dolar per unit.
Lebih kecil, lebih murah, iSIM tentunya terdengar sangat menarik di telinga pabrikan smartphone. Ya, akan tetapi agar pengadopsiannya bisa meluas, dibutuhkan juga dukungan dari operator telekomunikasi. Untuk sekarang, bahkan eSIM pun belum begitu banyak yang mendukung.
Kendati demikian, iSIM akan lebih dulu muncul di perangkat IoT (Internet of Things) sebelum smartphone. Setidaknya untuk sekarang, ARM mengembangkan teknologi ini untuk perangkat-perangkat seperti sensor-sensor wireless yang membutuhkan jaringan selular. Saya pribadi melihat iSIM bisa berperan besar dalam perangkat seperti dash cam.
Tujuan ARM adalah menekan ongkos produksi perangkat-perangkat IoT, sehingga pada akhirnya bisa merambah lebih banyak konsumen. Oleh karena itu, mereka menilai iSIM bakal mendapat lampu hijau dari operator, sebab lebih banyak konsumen berarti lebih banyak pelanggan bagi operator.
Satu hal yang perlu diingat, ARM tidak memproduksi chip-nya sendiri. Mereka hanya menyediakan desain referensinya, dan untungnya ini sudah mereka bagikan ke mitra-mitranya, yang diperkirakan bakal merilis chip dengan iSIM paling cepat menjelang akhir tahun nanti.