Ada fakta-fakta menarik seputar Internet of Things. 87 persen penduduk planet Bumi sama sekali belum pernah mendengar istilah tersebut, padahal mesin ATM masuk dalam kategori IoT dan mulai dimanfaatkan sejak 1974. Lalu di 2008, perangkat yang tehubung ke internet sudah melewati total populasi manusia. Dan sekarang terhitung ada 4,9 miliar objek telah ‘saling terhubung’.
Angka-angka di atas memang fantastis, dan sebagai upaya menyibak potensi Internet of Things, tema tersebut diangkat di acara Tech Forward Conference 2015. Sederhananya, IoT ialah jaringan objek elektronik yang mampu mengumpulkan dan bertukar data. Ia membuka jalan bagi bermacam-macam ranah, dari wearable, agrikultur, produksi, hingga smart city serta smart home. Dan di artikel ini, saya akan fokus pada robotik, augmented reality serta VR.
Mengapa drone boleh dibilang merupakan bagian dari IoT? Jawabannya bisa kita lihat dari tren penggunaan unmanned aerial vehicle di lini foto dan videography. Di sesi presentasinya, Gatot Budiman dan Dony Riyanto menuturkan bagaimana drone adalah masa depan Internet of Things. Alasannya karena mereka tidak statis, ‘deployable‘, fleksibel dalam membawa beban, dapat diprogram untuk misi berbeda, dan tidak ada kriteria desain.
Drone terdiri dari sejumlah komponen yang menjadikannya device IoT, misalnya sistem komunikasi, software, GPS, sensor, kamera dan lain-lain. Di segi komersial, umur adopsinya tergolong sangat muda dan menjanjikan. Para narasumber bilang, salah satu alasan mengapa drone naik daun ialah, tak seperti dunia penerbangan, ia tidak menuntut standard terlalu tinggi. Anda cukup membutuhkan keseriusan buat mempelajarinya. Buktinya, ahli aerial imaging UAV Gatot Budiman turut berprofesi sebagai guru seni rupa.
Naik ke jenjang yang lebih umum, Internet of Things membuat robot jadi lebih merakyat dan dapat diaplikasikan ke fungsi edukasi. Founder Saft7 Robotics Firmansyah Saftari mengatakan, bermacam-macam opsi kit microcontroller sangat memudahkan khalayak berkecimpung di dunia robotik. Ia sempat memamerkan dua desain di Saft7, yaitu Arm Robot, robot berbentuk lengan; dan Alien Robot, mempunyai empat kaki dan berbentuk mirip laba-laba.
Dan ternyata, Firmansyah bukan cuma mahir di bidang robot. Ia juga menaruh minat di produksi video 360 dan virtual reality. Video 360 merupakan jenis rekaman yang menampilkan adegan spherical atau melingkar, di mana kamera merekam ruangan dari segala sudut. Ketertarikan ini Firmansyah tuangkan dengan merancang swivel mount untuk camera action sejenis GoPro, dan menjualnya secara komersial.
Berbicara soal VR, tentu kita harus mendengar penjelasan langsung dari mereka yang berkecimpung langsung dalam industri. Tim pelaksana Tech Forward Conference 2015 tak lupa mengundang Fabien Feintrenie selaku CEO dan co-founder Noodles LLC, tim special effect dan digital arts – turut mengerjakan film animasi seperti komedi horor Rubber, Wrong, Reality dan Wrong Cops. Noodles juga fokus pada pembuatan konten virtual reality, sempat mengajak peserta konferensi buat menjajal karya mereka via Oculus Rift DK2.
Kepada Feintrenie, saya bertanya mengenai teknologi VR apa yang paling dinanti oleh Noodles. Dalam perspektif produsen konten, ia memerlukan model kamera 360 model terbaru dengan kapabilitas ‘mendeteksi cahaya tertentu’, kabarnya baru dirilis tahun depan (sekali lagi memperlihatkan bagaimana device dan tema Internet of Things saling terkoneksi, meskipun tidak secara langsung).
Di ranah augmented reality, Octagon Studio asal Bandung memberikan presentasi mengenai metode Internet of Things mengubah cara manusia berinteraksi dengan informasi digital. Contoh kreasi mereka yang sudah dirilis ke publik adalah kartu-kartu AR interaktif, dikombinasikan bersama aplikasi mobile.
Buat sekarang, implementasinya memang lebih ditujukan untuk edukasi multimedia, dan dirancang agar kompatibel ke perangkat-perangkat kelas entry-level sampai level menengah. Namun demikian, Lukman Hakim selaku technical manager Octagon sempat menyatakan pada saya bahwa mereka sedang mengembangkan konsep hiburan augmented reality yang lebih ambisius, dan juga telah lama melirik VR.
Laju pertumbuhan Internet of Things tidak bisa dibendung, dan apa yang Anda saksikan saat ini hanyalah permulaan. Analis memperkirakan, lima tahun lagi, akan ada 50 miliar device elektronik saling tersambung satu sama lainnya.