Cerita Team Aquila Atas Pencapaiannya di FSL Dota 2 Open II

Sang kapten tim, Lanni Padmanegara (Skymeo), menceritakan perjuangannya mendapat 2nd Runner-Up dalam gelaran Female Esports League Dota 2 Open II.

Team Aquila, yang berisikan srikandi esports asal Indonesia, berhasil mendapat pencapaian yang baik dalam gelaran Female Esports League (FSL) Dota 2 Open II. Digelar tanggal 29 - 30 Agustus 2020 lalu, turnamen ini mempertandingkan 16 tim Dota 2 se-Asia Tenggara dengan roster yang berisi pemain perempuan saja.

Dalam turnamen ini, lawan dari Team Aquila juga tidak sembarangan. Salah satu tim bahkan sudah dinaungi oleh organisasi esports asal Filipina yaitu Bren Esports. Turnamen terdiri dari dua babak, babak grup, babak Playoff. Berhasil lolos dari babak grup, Team Aquila akhirnya harus terhenti di babak Semi-Final oleh Bren Esports. Sebelum membahas lebih lanjut cerita Team Aquila di turnamen tersebut, berikut daftar pemain Team Aquilla yang bertanding di gelaran FSL Dota 2 Open II.

  • Lanni Padmanegara (Skymeo) - Kapten
  • Dea Aliya Azhar (Catstreak!!!!!)
  • Felicia Elvina (Kael)
  • Elvarica N. (Evy Ivory)
  • Amadea Rista (Shyshyshy)

Tim redaksi Hybrid mewawancarai Lanni Padmanegara, kapten Team Aquila yang juga dikenal sebagai Skymeo. Lanni menceritakan bahwa dirinya memang sudah terjun dunia kompetitif Dota 2 sejak tahun 2016 lalu, lewat liga FSL. “Dulu pertama kali ikut bareng tim NXA Ladies, dan di sana kami berhasil mendapat prestasi. Kalau ditanya bagaimana ceritanya ikut turnamen FSL, ceritanya mungkin bakal panjang, karena aku selalu ikut bertanding di ajang turnamen khusus perempuan yang diadakan secara tahunan tersebut.”

Lanni Padmanegara atau Skymeo, kapten Team Aquila - Sumber: dokumentasi pribadi Lanni.

Lanni lalu menceritakan pengalaman mereka selama bertanding di FSL Dota 2 Open II yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu tersebut. “Waktu babak grup, kami kesulitan melawan Pacific Pink. Tim tersebut memang konsisten dan hampir enggak pernah ganti roster, jam terbang mereka juga tinggi. Jadi sulit untuk mengimbangi skill dan mekanik mereka. Tapi akhirnya kami lolos babak grup dengan perolehan menang-kalah 2-1.”

“Babak Playoff juga terasa cukup berat sejak pertandingan pertama karena kami sempat kalah di early. Tapi tim kami punya satu tekad untuk tidak mudah menyerah, sehingga akhirnya kami bisa membalikkan kedudukan. Sayangnya kami harus kalah melawan Bren Esports di babak Semi-Final, lagi-lagi karena perbedaan kemampuan individu.” cerita Lanni.

Farand Kowara atau Koala, sosok pemain Dota 2 berpengalaman yang dahulu pernah membela tim Rex Regum Qeon | Sumber: ggScore

Dalam menghadapi turnamen FSL Dota 2 Open II, Team Aquila diasuh oleh salah satu sosok ternama dari dunia kompetitif Dota 2 Indonesia, yaitu Farand Kowara atau Koala. Tim redaksi Hybrid juga menanyakan komentar dari Koala terkait pendapat, serta pengalamannya melatih Team Aquila. “Sejauh yang gue ketahui, pemain Team Aquila kebanyakan cuma main biasa, bukan main secara kompetitif. Tapi menurut gue, beberapa dari mereka ada yang memang punya potensi bagus, walau belum paham seluk beluk gameplay Dota 2 secara lebih dalam.” Farand memberi pendapatnya soal Team Aquila.

“Melatih mereka sih bisa dibilang gampang-gampang-susah, kurang lebih mirip-mirip seperti melatih pemain pro. Cuma menurut gue, karena mereka bukan pemain dengan jam terbang tinggi, mereka cenderung lebih mudah menerima masukan, sehingga bisa lebih mudah untuk dibentuk. Pada pertandingan kemarin, gue juga merasa mereka kalah dari Bren Esports cuma karena beda jam terbang aja kok.” Cerita Farand melatih Team Aquila

Lanni lalu menceritakan sedikit pengalamannya bertanding di FSL. “Pengalaman selama bertahun-tahun main di FSL sih banyak sekali suka dan duka. Tapi aku senang sekali jadi punya banyak teman dari sana, terutama sesama perempuan yang ternyata suka kompetisi juga. Dari sana aku juga ketemu sama Dea Aliya Adzar, yang sudah jadi berteman selama 5 tahun, dan selalu satu tim denganku.

Menutup perbincangan, Lanni mengutarakan harapannya. “Pengennya sih terus bertanding di dunia kompetitif Dota kalau memang masih ada kesempatan. Keinginan kompetisi tersebut mungkin jadi semacam ambisi pribadi, soalnya aku masih penasaran ingin mencicipi rasanya jadi juara satu… Hihi. Selain itu aku juga berharap cerita dan pencapaianku bisa menjadi inspirasi untuk female gamers lain, terutama yang punya ambisi di dunia kompetitif. Satu hal yang pasti, jangan cepat menyerah ya!”

Sekali lagi selamat untuk Team Aquilla atas pencapaian yang berhasil diraih dalam turnamen FSL Dota 2 Open II!