Secara umum, DJI Osmo Mobile merupakan sebuah stabilizer, akan tetapi salah satu fitur andalannya adalah kemampuan untuk mengenali wajah dan mengikuti pergerakannya sehingga kamera ponsel akan terus diarahkan secara otomatis, menempatkan subjeknya di bagian tengah sepanjang durasi perekaman.
Sayangnya ketika subjek bergerak terlalu cepat, Osmo akan mulai kesulitan mengikutinya. Sebuah startup bernama Taro Tech ingin mencoba memecahkan masalah ini lewat stabilizer-nya sendiri. Secara garis besar desain dan cara kerjanya mirip seperti Osmo Mobile, tapi ada dua komponen yang membuat stabilizer bernama Taro ini begitu unik.
Kedua komponen itu adalah semacam gelang berisikan tag inframerah dan modul tracking berisikan kamera inframerah. Kombinasi keduanya memastikan tracking bisa berlangsung bahkan ketika subjek bergerak secepat 80 km/jam. Cukup pakaikan gelangnya pada subjek, lalu biarkan semuanya bekerja secara otomatis.
Modul tracking-nya sendiri tinggal dijepitkan ke smartphone, atau dipasangkan ke hot shoe milik kamera mirrorless maupun DSLR. Ya, selain varian untuk smartphone atau action cam, Taro juga tersedia dalam varian lebih besar yang sanggup menggotong kamera hingga seberat 1,8 kg.
Lebih menarik lagi, perpaduan modul tracking dan gelangnya ini rupanya juga bisa digunakan bersama stabilizer lain, asalkan stabilizer-nya mendukung fitur remote control berbasis Bluetooth.
Tentu saja Taro tidak lupa akan perannya sebagai stabilizer. Tiga buah motor bertorsi tinggi dipercaya untuk meredam guncangan kamera secara cepat dan responsif. Baterainya sendiri diperkirakan bisa bertahan selama 10 jam, atau 12 jam untuk versi DSLR-nya.
Perangkat ini sekarang sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter. Versi smartphone dan action cam-nya dibanderol $199 (dengan estimasi harga retail $359), sedangkan versi DSLR-nya seharga $599 (retail $969). Modul tracking beserta gelangnya dapat dibeli secara terpisah seharga $99 (retail $179).