Dark
Light

TARA Platform Hadirkan Aplikasi Program Loyalitas Berbasis Blockchain

2 mins read
October 7, 2021
TARA Platform
TARA Platform tawarkan alternatif program loyalitas memanfaatkan aset kripto sebagai poin

Program loyalitas sudah banyak diterapkan oleh brand untuk mempertahankan retensi pengguna. Berbagai bentuk program ini pun sudah banyak dihadirkan, mulai dari sistem gamifikasi, poin, cashback, hingga voucher. Untuk memberikan pilihan baru dan berbeda dalam bentuk investasi, TARA Platform hadir memanfaatkan loyalty rewards dengan penggunaan mata uang kripto atau cryptocurrency.

Kepada DailySocial.id, Founder & CEO TARA Platform Isman Ramadhan Sitorus menyebutkan, layanannya secara khusus menerapkan tokenisasi kripto dengan cara mengonversikan nilai sebuah poin (cashback) dari brand atau merchant yang telah bekerja sama ke dalam token yang bernama XTRA.

“Berdasarkan hasil wawancara personal kepada 8 hingga 10 brand, kami memberikan sambutan yang baik dan positif terhadap program yang ditawarkan oleh TARA Platform. Sampai dengan saat ini sudah tercatat 20 brand besar yang akan siap dirilis ke dalam aplikasi TARA pada Januari 2022 mendatang.”

Saat ini TARA masih terus melakukan proses akuisisi merchant. Dengan memanfaatkan teknologi blockchain, mereka juga ingin memberikan pengalaman baru bagi konsumen dalam memanfaatkan loyalty rewards ketika bertransaksi di berbagai merchant.

Tidak perlu lagi membawa banyak kartu membership/loyalty jika ingin berkunjung ke mal atau kafe, ke depannya konsumen dapat mengatur transaksinya secara real-time dengan mudah hanya melalui satu aplikasi. Peluncuran aplikasi TARA Platform ini diharapkan bisa memperkaya ekosistem mata uang kripto yang semakin populer sebagai instrumen investasi di Indonesia.

“Kami berupaya agar masyarakat dapat menerima konsep ini melalui edukasi pemanfaatan benefit yang mereka dapatkan dari merchant serta menghindari edukasi yang bersifat teknis seperti ‘apa itu teknologi blockchain/ kripto’ sehingga memudahkan masyarakat untuk memahami program yang ditawarkan oleh TARA Platform,” kata Isman.

Ditambahkan olehnya investasi tidak perlu mengeluarkan uang, tapi bisa dilakukan dengan point rewards yang selama ini dikumpulkan dapat dikonversi jadi mata uang kripto. Ke depannya ada beberapa target yang masih ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah pengembangan teknologi blockchain pada 2022. Tahun ini perusahaan juga merencanakan untuk fokus melakukan penggalangan dana melalui metode private investor.

“Kami sedang bersiap menghadapi masa di mana cryptocurrency menjadi sebuah alat tukar bukan hanya di negara kita sendiri tapi di seluruh dunia dan teknologi ini bukan hal yang dapat dihindari sehingga kita harus beradaptasi,” kata Isman.

Mengikuti aturan Bappebti

​Untuk memastikan teknologi yang diterapkan telah mengikuti aturan dari regulator, saat ini perusahaan tengah melakukan persiapan dokumen pengajuan proses validasi ke Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Sebagai perusahaan yang mengembangkan blockchain dan memperdagangkan aset kripto, harus sesuai ketentuan Peraturan Bappebti No. 5 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka.

“Perusahaan juga telah melengkapi sejumlah dokumen salah satunya yang paling utama adalah NIB dengan KBLI #62014 (Aktivitas Pengembangan Blockchain). Selanjutnya, kami juga memproses pendaftaran TARA Platform ke dalam Asosiasi Blockchain Indonesia,” kata Isman.

Untuk membangun ekosistem yang seamless, perusahaan yang menaungi TARA Platform, yakni KDIGITAL, saat ini juga menyasar kerja sama dengan berbagai perusahaan besar untuk pengembangan jaringan melalui penjajakan kerja sama dengan LOTTE Shopping Indonesia. LOTTE mempunyai potensi pengembangan dan pengelolaan 1.700 kios kelontong dan 280 minimarket aktif di berbagai daerah. TARA Platform juga akan mulai melirik kerja sama dengan beberapa marketplace besar yang ada di Indonesia.

“Selain melakukan pengembangan baru untuk ekosistem loyalty program, TARA Platform juga menawarkan layanan penerimaan dan pengiriman kripto antar pengguna, serta layanan-layanan eksklusif lainnya bagi pengguna setia aplikasi TARA. Lebih jauh, akan banyak pengembangan fitur dan inovasi yang akan dilakukan sehingga dapat menjadi sebuah ekosistem yang berkesinambungan bagi konsumen,” ujar CTO TARA Platform Aldy Putra.

Merujuk pada laporan Kemendag RI, saat ini ada sekitar 2% atau setara dengan 6.500.000 dari total penduduk Indonesia telah bertransaksi kripto dengan total nilai Rp370 triliun dan diprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah.

Previous Story

Pengalaman Hands-on Singkat Battlefield 2042 Open Beta: Makin Asyik dengan Bumbu Hero Shooter

Selain konten berbasis podcast, Noice Live yang mirip Clubhouse diharapkan menjadi fitur unggulan Noice di masa depan
Next Story

Jalan Panjang Noice Pimpin Konten Audio di Negeri Sendiri

Latest from Blog

Don't Miss

AVITA Umumkan 2 Seri Laptop Baru untuk Indonesia: SATUS S dan PURA A+

Pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan banyak orang dalam bekerja dan belajar.
Bursa kripto Indonesia

Indonesia Resmi Punya Bursa Kripto, Apa Signifikansinya?

Setelah sekian lama, Indonesia akhirnya punya bursa kripto sendiri. Badan