Dark
Light

Tantangan dan Peluang Lansekap E-commerce di Indonesia

1 min read
April 14, 2015
Tantangan dan peluang e-commerce di Indonesia
Tantangan dan peluang e-commerce di Indonesia

Empat pelaku e-commerce di Indonesia, Startup Advocate Paypal – Choon Yan Tan, CEO WhatsNew Indonesia – Andrew Senduk, CMO Luxola – Adrien Barthel, dan CEO Bilna – Ferry Tenka, membahas tantangan dan peluang e-commerce ke depannya di Indonesia dalam panel diskusi Echelon Indonesia 2015.

Hingga saat ini meski pendanaan mengalir deras untuk sektor ini, bukan berarti industri e-commerce sudah matang melainkan ini semua masih tahap awal.

Masih banyak hal perlu dibereskan dalam sektor e-commerce di Indonesia. Logistik, metoda pembayaran, hanyalah hal yang terlihat dipermukaan. Satu hal lain yang dirasakan bagi keempat pelaku industri yang menjadi panelis dalam diskusi adalah permasalahan akan talenta.

“Sedikitnya orang yang memiliki keterampilan dalam bidang ini membuat kami berempat sangat mungkin berebut untuk mencari yang terbaik,” buka Andrew.

Adrien menegaskan talenta yang dibutuhkan adalah dari bidang pemasaran dan juga merchandising, bidang ini menjadi dua skill yang saat ini dirasa kurang tersedia di pasar tenaga kerja.

Namun seperti yang disebutkan diawal bahwa logistik dan pembayaran telah lama menjadi isu panas yang sering dibicarakan di Indonesia. Masalah ini masih menjadi tantangan bagi para pelaku e-commerce.

Menurut pandangan Andrew metode pembayaran bank transfer dengan COD akan tetap menjadi pilihan konsumen Indonesia dalam waktu yang akan datang.

Hal ini sejalan dengan sesi presentasi sebelumnya oleh Group CEO aCommerce Paul Srivorakul yang mengatakan, “Di Indonesia orang masih ingin memegang barangnya terlebih dahulu baru membayar. Jadi COD tak bisa dilepaskan dari bisnis e-commerce.”

Ferry menambahkan selain pembayaran, logistik bisa menjadi tantangan sendiri, sebab menurutnya biaya pengiriman barang saat ini masih sangat mahal. Cara Bilna mengakalinya adalah dengan membangun armada pengiriman sendiri untuk pengiriman daerah Jakarta dan sekitarnya. Cara ini diakui Ferry dapat memangkas ongkos, sehingga biaya pengiriman yang dibebankan ke pelanggan menjadi lebih murah.

Kalau diperhatikan langkah yang diambil Bilna, juga diterapkan Lazada dan beberapa pemain e-commerce lainnya dalam rangka untuk mengakali biaya pengiriman.

Meski dengan tantangan yang masih sama dalam beberapa tahun ke belakang, e-commerce Indonesia tetap menjadi primadona bisnis. Banyak perbaikan dan kemajuan yang terus dilakukan dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya mengatasi setiap kendala bersama-sama.

Ke depannya, di mata para panelis diskusi tentang topik e-commerce Echelon Indonesia 2015 hari ini, dalam satu dan dua tahun, e-commerce akan masih terus berkembang. Investasi akan terus mengalir membantu pelaku mengatasi tantangan industri ini di Indonesia.

“Satu hal yang saya sukai tentang Indonesia sangat memiliki jiwa entrepreneur yang kuat. Lihat saja banyaknya individual sellier yang berjualan. Tinggal tunggu waktu sebelum mereka menjadi besar,” tutup Andrew yang juga meyakini bahwa e-commerce Indonesia akan hanya semakin kuat ke depannya.

Previous Story

Aplikasi Buatan Startup Bandung Kodelokus Sudah Diunduh Sepuluh Juta Kali di Google Play

Next Story

Daftar Smartphone 4G LTE yang Dibanderol Rp 1 Juta-an

Latest from Blog

Don't Miss

Sumber Pemasukan Perusahaan Esports

What goes up must come down. Viewership dari esports sempat

Blibli Resmi Buka BliBli Store, Toko Integrasi Online dan Offline

Blibli saat ini resmi membuka toko offline-nya. Pembukaan toko fisik ini