Dark
Light

Tanda-Tanda Anda Adalah Penghalang Utama Sukses Anda Sendiri

3 mins read
April 14, 2016
Sudahkah intropeksi bahwa kegagalan demi kegagalan justru akibat Anda sendiri yang menyabotase?

Paling gampang mengenali faktor luar yang menghalangi sukses kita. Bisa jadi latar belakang pendidikan. Bos yang tak berperasaan, yang tidak pernah secuil pun menunjukkan penghargaan atas kerja keras Anda. Atau ide bisnis yang “kecolongan” langkah.

Sebagian besar dari kita bisa dengan mudahnya mengelontorkan hal-hal yang menjadi batu kerikil di dalam sepatu saat kita ingin sprint menuju kesuksesan. Namun jauh lebih sulit untuk mengidentifikasi faktor internal yang mencegah kita untuk berhasil dan biasanya faktor-faktor ini jauh lebih signifikan.

Kesulitan ini berpangkal kepada dua isu besar. Isu pertama adalah sulit untuk mengetahui Anda telah menyabotase diri sendiri karena sering terjadi di bawah sadar. Celakanya, tak seorang pun tahu, apalagi berusaha untuk menghentikan Anda melakukannya.

Berbeda kondisinya jika Anda akan mengambil keputusan bisnis yang salah. Tim Anda, orang kepercayaan Anda, akan dengan segera mengangkat suara mengeluarkan pendapatnya. Membuat Anda duduk, mendengar, dan berpikir kembali.

Hal kedua adalah soal perbaikan diri. Bahkan jika Anda dapat mengidentifikasi perilaku ini, kebiasaan tersebut sulit untuk diperbaiki karena biasanya bagian dari kepribadian Anda yang telah mengakar menjadi kebiasaan Anda bereaksi terhadap sesuatu.

Berikut ini adalah beberapa contoh yang paling umum tindakan yang menyabotase sukses jangka panjang Anda:

Menyerah terlalu dini

Ketika dihadapkan dengan kesulitan, sebagian kecil dari kita akan terus maju, dan sebagian lainnya menyerah. Siapa pun yang menyerah langsung meninggalkan harapan sukses, sementara orang-orang yang bertahan akan menemukan kesempatan lain untuk sukses pada akhirnya. Ini terdengar sederhana di atas kertas, lalu mengapa begitu banyak orang menyerah sebelum waktunya?

Kadang usaha yang diperlukan untuk naik ke tahap berikutnya begitu menakutkan. Kadang karena sudah merasa kalah habis-habisan. Kadang itu karena mereka diam-diam takut sukses. Salah satu dampak sukses adalah menjadi wajah bisnis Anda. Tak semua orang nyaman tampil ke depan.

Biar bagaimana pun Anda berutang kepada diri sendiri untuk mencari tahu alasannya. Jadi kenapa Anda menyerah?

Tidak memangkas kerugian dengan segera

Orang cenderung untuk meningkatkan investasi mereka dalam skenario yang tidak menguntungkan hanya karena mereka sudah menginvestasikan banyak hal ke dalamnya. Waktu, tenaga, hingga modal.

Ini berarti mempertaruhkan lebih banyak uang dalam upaya untuk menutup kerugian sebelumnya. Versi Anda dapat berbentuk terus bertahan dalam kondisi kerja yang buruk atau bisnis model yang gagal.

Menyerah sebelum waktunya berarti Anda menyabotase sukses jangka panjang. Ini buruk, tapi sama buruk dengan bertahan dalam kerugian.

Anda mengira, Anda sudah cukup mumpuni

Sebagian besar hambatan berakar pada kurangnya kepercayaan diri,  tapi terlalu overdosis PD juga bisa menjadi hal yang buruk. Misalnya, jika Anda berpikir Anda sudah cukup jago dalam bidang Anda, Anda tidak akan berusaha untuk terus memperbaiki diri.

Jika Anda berpikir ide bisnis Anda cukup baik untuk menarik investor, Anda tidak akan bekerja untuk memperbaikinya. Tak pelak, dalam skenario ini, Anda akan memukul penghalang utama, dan tidak akan dapat maju. Lalu solusinya apa? Mengetahui bahwa Anda selalu memiliki ruang untuk perbaikan dan terus-menerus berusaha untuk mencapainya.

Anda takut mengecewakan orang lain

Terlepas dari betapa gencarnya budaya merangkul kegagalan yang dihembuskan dari Silicon Valley, sama dengan slogan jangan menyerah, menjadi diri sendiri, atau berpikir positif. Semua itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.

Budaya, kita melihat kegagalan sebagai hal negatif dan permanen. Kalau pun Anda dikeliling orang-orang dengan pola pikir Silicon Valley, apakah itu berlaku jika Anda keluar dari zona Anda.

Bagaimana dengan ketakutan akan pandangan keluarga, orangtua, kerabat, sahabat, atau bahkan orang terkasih? Jika Anda memulai bisnis dan gagal, Anda akan merasa telah mengecewakan mereka semua.

Tentu saja, pikiran tersebut tidak rasional. Kegagalan adalah pelajaran yang mengubah kesalahan kita menjadi emas. Jika Anda berhenti takut gagal, Anda akan mengambil risiko lebih terdidik dan Anda akan lebih percaya diri dalam keputusan Anda.

Menolak kenyamanan tetapi terbuai olehnya

Sebagian besar dari kita lebih suka kenyamanan. Misalnya, Anda malas mencoba tempat baru, karena sudah nyaman dengan tempat “nongkrong” sekarang yang sudah seperti rumah kedua.

Atau alih-alih berusaha untuk bertemu orang asing, Anda hanya berkumpul dan bicara dengan social clique Anda, saat event seperti Echelon kemarin. Mungkin karena kesibukan yang menyita, Anda jarang bertemu dengan mereka, tetapi tetap saja itu berarti Anda senang dengan kenyamanan.

Skenario lain, justru menghindari event tersebut, karena merasa “ah, itu hanya sebuah kontes kecantikan’. Well, Anda sesekali harus bertemu dengan orang atau berada di situasi yang mengintimidasi (baca tidak nyaman) demi untuk menantang diri sendiri berkembang.

Ini tidak berarti Anda harus selalu memilih opsi tidak nyaman. Sebaliknya, ini dimaksudkan untuk menggambarkan gagasan bahwa “tidak nyaman” sering berarti “menantang” dan hal-hal menantang membantu untuk berkembang.

Mencari momen yang tepat

Apakah Anda ingin memulai bisnis Anda sendiri? Keluar dari pekerjaan saat ini? Atau berinvestasi dalam usaha baru? Kebanyakan dari kita lumpuh oleh mencari waktu “sempurna” untuk bertindak.

Entah menunggu sedikit lebih banyak modal, stabilitas yang lebih baik, atau sedikit informasi lebih lanjut. Masalahnya adalah waktu yang tepat tidak pernah datang dengan sendirinya.

Setiap saat penuh dengan ketidaksempurnaan dan tidak peduli berapa lama Anda menunggu, akan selalu ada risiko yang terkait dengan keputusan Anda. Berhenti menunggu, dan lakukan apa yang ingin Anda lakukan sekarang.

Previous Story

Terkunci, Game Melarikan Diri dari Ruangan Penuh Misteri

Next Story

Fitur Baru Google Calendar Bantu Anda Capai Target Pribadi di Sela-sela Kesibukan

Latest from Blog

Don't Miss

Introducing Cakap Upskill, to Extend Self-Development Material

Cakap is well known as an application for language learning
Cakap UpSkill

Cakap UpSkill Diluncurkan, Perluas Cakupan Materi Pengembangan Diri

Cakap yang selama ini dikenal sebagai aplikasi untuk belajar bahasa