Keunggulan utama Google Assistant dibanding asisten virtual lain ada pada kemampuan komunikasinya secara lisan. Kendati demikian, menurut Google hampir separuh interaksi pengguna dengan Google Assistant melibatkan suara sekaligus sentuhan. Maka dari itu, informasi visual pun juga dinilai penting buat Assistant.
Juli lalu, Google memperbarui Assistant agar dapat menyuguhkan ringkasan informasi visual secara proaktif. Sekarang, Google telah merombak tampilan Assistant secara keseluruhan. Yang langsung kelihatan adalah, hampir semua elemen visualnya kelihatan lebih besar daripada sebelumnya.
Selain lebih jelas di mata, tampilan visual yang lebih besar tentu juga memudahkan pengoperasian. Ini juga berlaku untuk integrasi perangkat smart home; saat hendak mengatur tingkat kecerahan lampu misalnya, Assistant bakal menampilkan slider besar yang bisa digeser-geser dengan mudah.
Tampilan saat meminta bantuan Assistant untuk menulis pesan juga dibuat lebih interaktif. Tujuannya supaya pengguna bisa dengan mudah menambahkan tanda baca seperti tanda koma maupun mengoreksi kata menggunakan jarinya.
Assistant sekarang juga mendukung pembelian in-app purchase dari aplikasi lain. Untuk aplikasi Starbucks misalnya, pengguna dapat melihat daftar menu lengkap beserta gambarnya masing-masing.
Secara keseluruhan, developer dan brand kini bisa memanfaatkan tampilan Assistant secara lebih menyeluruh; aplikasi Fitstar misalnya, bisa menampilkan gambar bergerak (GIF) dari jenis latihan yang disarankan.
Perkembangan Google Assistant sejatinya cukup menarik untuk diperhatikan. Awalnya ia benar-benar fokus pada interaksi lisan, sebab yang menjadi ‘rumah’ pertamanya adalah speaker Google Home. Berhubung sekarang semakin banyak pengguna yang memakainya di smartphone, maka perombakan visual pun juga ikut digencarkan.
Sumber: Google.