Dewasa ini layanan ride-sharing banyak mendapat perhatian dari masyarakat ibukota. Diminatinya layanan pesan taksi melalui aplikasi mobile ini memaksa jasa transportasi yang sudah mapan mau tak mau harus melakukan transformasi, khususnya di bidang IT. Blue Bird dan Express sebagai dua perusahaan taksi yang memimpin pasar ibukota saat ini pun tengah mengkonsolidasikan transformasi tersebut.
Diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan Express Trasindo Utama (induk perusahana Express Taksi) Merry Anggraini, kini pihaknya sedang melakukan diskusi intensif di lingkup internal untuk penguatan sistem teknologi informasi. Pihaknya makin meyakini bahwa tren masa depan penumpang tak lagi akan memesan dan menunggu taksi dari pinggir jalan, melainkan hanya cukup melalui smartphone di genggamannya.
Seriusi transformasi layanan, Express akan siapkan anggaran sekitar Rp 100 miliar untuk pengembangan sistem IT tersebut. Diawali dengan membangun backend yang kuat untuk perusahaan yang dijadwalkan rampung di paruh kedua tahun ini, Express akan melanjutkan pengembangan aplikasi pesan taksi mobile yang ditargetkan meluncur awal tahun 2016.
Sementara itu Blue Bird kini sedang meningkatkan kapasitas aplikasi Blue Bird Grup Taxi Mobile Reservation untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang makin bergantung pada piranti mobile dalam melakukan pemesanan berbagai kebutuhannya, termasuk transportasi umum. Diungkapkan oleh Noni Purnomo selaku Presdir Blue Bird Group Holding, pembaruan aplikasi akan berlangsung masif, aplikasi akan lebih mudah diakses, cepat dan user friendly. Ditargetkan aplikasi panggilan jasa taksi Blue Bird akan meluncur pada September 2015.
Aplikasi yang telah dimiliki Blue Bird sebelumnya sebenarnya juga sudah memiliki layanan untuk reservasi, hanya saja belum secanggih dengan apa yang disajikan Uber ataupun GrabTaxi. Kala itu Blue Bird juga menyatakan bahwa kehadiran aplikasi mobile tersebut juga turut mendongkrak kenyaman konsumen terhadap layanannya.
Menghadapi pemain ride-sharing yang sudah ada
Diakui ataupun tidak tren pesan taksi via smartphone meningkat bersamaan dengan kehadiran Uber bersama dengan isu-isu yang terus diangkat media sampai saat ini. Namun, menurut Noni, hal ini tidak akan menciutkan nyali Blue Bird untuk berinovasi menyediakan kemudahan akses layanan via mobile, pasalnya Blue Bird sudah memiliki pondasi yang matang dari sisi sumber daya, meliputi banyaknya supir dan armada taksi.
Sementara itu untuk menjembatani kebutuhan pelanggan terhadap kebutuhan mobile taxi, hingga saat ini Express memilih untuk bekerja sama dengan PT Grab Taxi Indonesia.
Transformasi IT bagi sebuah penyedia jasa layanan, seperti jasa taksi, saat ini mutlak menjadi prioritas. Meskipun tergolong cukup telat, setidaknya mereka belum menyerah kalah dan masih melakukan inovasi serta mengembangkan pasar dengan cara yang lebih modern.