Mulai tahun 2017, penduduk Norwegia tidak akan bisa lagi menikmati siaran radio FM. Pemerintah salah satu negara Skandinavia tersebut baru saja melayangkan keputusan untuk menyetop penggunaan gelombang radio FM sebagai media penyiaran channel radio nasional dan sejumlah channel lokal dua tahun dari sekarang.
Langkah ini sengaja diambil agar transisi dari radio analog ke radio digital di Norwegia akhirnya bisa terpenuhi setelah pertama dimulai di tahun 1995. Keputusan ini juga didasari oleh manfaat yang ditawarkan radio DAB (digital audio broadcasting) ketimbang FM.
Yang pertama, dari segi cakupan, radio DAB bisa menyiarkan sebanyak 22 channel nasional yang bisa dinikmati lebih dari 90 persen populasi Norwegia – radio FM cuma bisa menampung 5 channel saja. Bertambahnya jumlah channel tersebut tentu saja akan memberi konten yang lebih beragam bagi para pendengar radio.
Info menarik: Ohdio Hadirkan Layanan Playlist Musik Terkurasi “Lagu Galau”
Kedua, transisi ke radio DAB ini juga diklaim bisa menghemat anggaran negara sebesar $25 juta per tahunnya. Tidak kalah penting, kualitas suara yang ditawarkan format digital juga diyakini lebih baik ketimbang radio FM/AM.
Beberapa negara di Eropa dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sebenarnya juga tengah melakukan pengujian dan sedang dalam proses beralih ke radio berformat digital. Akan tetapi, Norwegia merupakan negara pertama yang menetapkan tenggat waktu pasti untuk proses transisi tersebut.
Di saat yang sama, keputusan pemerintah Norwegia ini saya kira juga didasari oleh semakin meningkatnya popularitas radio berbasis internet maupun layanan streaming musik. Tidak hanya itu, kualitas konten yang ditawarkan oleh podcast–podcast indie juga bertambah baik seiring berjalannya waktu.
Sumber: Radio.no Blog dan Mashable. Gambar header: FM Radio via Shutterstock.