Sudah sejak awal 2015 kita mendengar kabar bahwa Swatch berniat untuk meluncurkan rival Apple Watch. Namun sampai titik ini, yang kita dapati hanyalah smartwatch untuk penggemar voli pantai dan arloji dengan sistem pembayaran elektronik terintegrasi. Singkat cerita, belum ada smartwatch besutan Swatch yang benar-benar setara fiturnya dengan Apple Watch.
Tahun depan, kemungkinan Swatch akan menepati janji lamanya tersebut. Baru-baru ini mereka mengumumkan kerja samanya dengan CSEM, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang riset dan teknologi, untuk mendesain sistem operasi smartwatch-nya sendiri. Untuk sementara, nama yang dipilih adalah Swiss OS.
Swiss OS nantinya akan bersaing langsung dengan watchOS dan Tizen, yang keduanya berjalan di atas hardware buatan perancangnya sendiri (Apple dan Samsung). Hardware dan software yang dikembangkan oleh pihak yang sama akan berdampak pada sejumlah hal positif, salah satunya peningkatan keamanan, seperti yang Apple tunjukkan selama ini lewat iOS.
Keunggulan lain yang dijanjikan Swiss OS adalah efisiensi daya, dimana nantinya smartwatch yang menjalankan sistem ini dipastikan punya daya tahan baterai yang cukup mengesankan. Terakhir dan yang terkesan agak aneh adalah, Swiss OS tidak akan memerlukan terlalu banyak update secara berkala.
Hal ini ditujukan supaya smartwatch tidak dicap kuno karena menjalankan sistem operasi lawas dan tidak lagi menerima update terbaru dari pengembangnya. Seperti yang kita tahu, beberapa smartwatch Android Wear generasi awal tidak lagi menerima update yang diluncurkan oleh Google. Apa yang Swiss OS tawarkan sejatinya merupakan solusi dari problem seperti ini.
Pertanyaan selanjutnya, apakah Swiss OS datang pada saat yang tepat? Pasar smartwatch yang kita tahu sekarang tidak lagi seramai dulu. Belum lagi, Swatch nantinya juga harus berhadapan dengan Fitbit, yang belum lama ini mengonfirmasi rencananya untuk meluncurkan smartwatch baru.
Sumber: Business Insider.