Dark
Light

Survei Menunjukkan 56% Gamer Tertarik dengan Ide Memperoleh NFT dari Bermain Game

1 min read
January 24, 2022

Bicara soal NFT, kalangan gamer saat ini pada dasarnya terpecah menjadi dua kubu: yang pro dan yang kontra. Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, kubu mana yang lebih besar? Di antara para gamer yang sudah paham akan konsep NFT, manakah yang jumlahnya lebih banyak, yang antusias atau yang membenci?

Untuk mencoba menjawab pertanyaan ini, firma riset pasar Interpret mengadakan survei yang melibatkan 1.500 gamer. 1.500 partisipan ini diambil dari sekitar 5.000 gamer yang sudah paham tentang konsep NFT (yang sendirinya merupakan pecahan dari 30.000 anggota panel Good Gamer Group yang dibentuk oleh Interpret sendiri).

Menurut Interpret, 1.500 partisipan survei tersebut bisa mewakili para gamer PC, Xbox, PlayStation, Switch, dan mobile dari berbagai kubu sekaligus: yang tertarik, yang tidak tertarik, yang sebelumnya pernah memiliki, dan yang saat ini sedang memiliki NFT atau cryptocurrency. Hasil surveinya? Sekitar 56% mengaku tertarik dengan ide mendapatkan NFT dari bermain video game.

Lebih lanjut, survei ini juga menunjukkan bahwa NFT berpotensi memiliki peran yang cukup penting perihal retention (yang amat krusial buat kategori live-service game). Pasalnya, sebanyak 45% responden mengatakan bahwa memperoleh NFT bakal meningkatkan engagement mereka terhadap masing-masing game.

Memperoleh NFT dengan bermain ini juga menjadi motivasi utama di balik ketertarikan mayoritas responden (53%), jauh melebihi alasan-alasan lain seperti jual-beli ataupun mengoleksi NFT.

“Membangun koleksi bukanlah motivasi utamanya saat ini. Gamer belum melihat NFT seperti mereka melihat koleksi kartu Pokémon atau mengoleksi set barang serupa. Gamer hanya ingin bisa berpartisipasi dalam model bisnis dan engagement baru ini,” terang Jesse Divnich, Senior Vice President of Growth and Innovation di Interpret.

“Untuk sekarang, menjadi pemilik NFT merupakan suatu proses rumit dengan banyak langkah di berbagai sistem dan program. Gamer kemungkinan besar berharap industri bisa membantu menciptakan proses yang lebih sederhana terkait partisipasi dan kepemilikan NFT,” imbuh Jesse.

Jesse juga memprediksi bahwa sentimen gamer terhadap play-to-earn bakal bertambah positif seiring berjalannya waktu. Dahulu, gamer juga banyak yang kurang setuju dengan model-model monetisasi game lainnya. Mulai dari downloadable content (DLC), free-to-play (F2P), season pass atau battle pass, sampai subscription, semuanya sempat menjalani fase seperti yang dijalani play-to-earn saat ini. Dari ditentang sampai akhirnya bisa diterima, ada proses yang harus dilalui selama beberapa tahun.

Sumber: Games Industry dan GamesBeat.

Previous Story

Kalahkan GPX Basreng 4-1, Belletron Era Juarai WSL Season 4

Next Story

Mengenal Teknologi Kamera yang Dibawa pada Huawei P50 Pro: XD Optics dan XD Fusion

Latest from Blog

Don't Miss

POCO Jawab Tantangan Kompetitor Ponsel Gaming dengan Performa dan Harga Ekstrem

POCO kembali menantang pasar smartphone dengan meluncurkan lini produk berperforma

HP OMEN Transcend 14, Laptop Gaming 14 Inci yang ‘Padat’ dengan Intel Core Ultra 9

Seperti apa perangkat gaming idaman Anda? PC gaming atau konsol?