Dark
Light

Survei: Dua Pertiga Responden Pengguna Ojek Berbasis Aplikasi Bakal Tetap Setia Meski Tidak Lagi Diterapkan Tarif Promo

1 min read
October 15, 2015

Konsumen Indonesia sudah mulai terbiasa menggunakan layanan ojek berbasis aplikasi / Shutterstock

Layanan ojek berbasis aplikasi memang menjadi primadona. Tak hanya Go-Jek dan GrabBike, kini hadir pula BluJek dan LadyJek yang menawarkan layanan mirip. Salah satu yang membuatnya populer adalah harganya yang sangat miring. Hanya 5 ribu atau 10 ribu Rupiah per perjalanan, baik dekat maupun jauh. Bagaimana jika nanti masa harga promo sudah berakhir? DailySocial dan JakPat mencoba mencari tahu insight tentang hal ini.

Dalam survei yang dilakukan terhadap 1001 responden yang berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, 62% atau 620 responden mengaku pernah menggunakan layanan ojek berbasis aplikasi.

ojek_app_1

Dari 620 orang yang menjadi responden utama kami, 87% di antaranya menggunakannya untuk kegiatan transportasi. Karena penggunaan layanan ini bisa bermacam-macam, responden bisa menjawab beberapa jawaban (multiple answers) di pertanyaan ini. Ternyata 35% responden juga menggunakannya untuk mengantar makanan, sedangkan 28% memakainya untuk mengantar paket atau dokumen.

ojek_app_2

Secara masif, 99% mengaku sangat terbantu dengan hadirnya layanan ojek berbasis aplikasi ini. Hanya satu responden yang mengaku tidak merasakan hal yang sama.

ojek_app_3

Lebih lanjut kami menanyakan pertanyaan utama. Apakah responden ini bakal terus menggunakan layanan ini meskipun tidak lagi menyediakan harga promosi? Ternyata sebagian besar, yaitu 2/3 atau 67%, memastikan akan terus memanfaatkannya. Sebaliknya 1/3 responden mengaku akan berhenti menggunakan layanan ini jika kondisi yang ditanyakan diberlakukan.

ojek_app_4

Dari sisi konsumen yang akan terus melanjutkan pemanfaatan layanan ini, alasan paling populer (70%) adalah layanan ini seperti ini mudah digunakan. Tak perlu susah-susah mencari ojek hingga ke jalan raya, kita bisa memanggil tukang ojek untuk berbagai kebutuhan melalui aplikasi. Enam belas persen responden bahkan menganggap penggunaan layanan ini sudah menjadi kebutuhan.

ojek_app_5

Sementara konsumen yang tidak ingin melanjutkan penggunaana layanan ojek melalui aplikasi beralasan mereka lebih memilih menggunakan kendaraan umum (55%) dan harga yang diterapkan lebih mahal dari ojek biasa (33%).

ojek_app_6

Jadi, masih ada yang beranggapan layanan ojek berbasis aplikasi bakal mati jika layanannya tidak lagi menerapkan tarif promo?


Disclosure: Survei ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan JakPat. JakPat adalah platform survei terbuka yang memudahkan pemasar, brand, dan startup untuk terkoneksi dengan 53 ribu responden mobile dan mendapat insight dalam hitungan jam

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Apple Hadirkan iMac 21.5 Inci 4K Retina Display, Magic Mouse, Magic Keyboard 2 dan Magic Trackpad 2 Versi Baru

Next Story

Telkomsigma dan Huawei Sediakan Solusi Penyimpanan Online bagi Dunia Pendidikan

Latest from Blog

Don't Miss

Masyarakat cenderung memanfaatkan situasi pandemi untuk meningkatkan kompetensi melalui webinar, kursus, dan workshop secara online

Pengembangan Diri Jadi Pilihan Aktivitas di Tengah Pandemi

Data Google Trend Indonesia menunjukkan, pencarian kursus online, pelatihan online,
Grab ikut uji coba terbatas ojek online "GrabBike" di Malaysia, sebulan setelah kompetitornya Gojek dapat lampu hijau untuk memulai operasi terbatas

Grab Ikut Uji Coba Layanan Ojek Online di Malaysia

Grab dikabarkan ikut uji coba layanan ojek online “GrabBike” di